Putri Ruyati: Cukup Ibu Saya yang Dipancung

Ruyati
Sumber :
  • VIVAnews / Erik Hamzah

VIVAnews -- Sudah sembilan hari Ruyati binti Satubi  pergi. Tebasan pedang algojo Arab Saudi mengakhiri hidup tenaga kerja wanita asal Indonesia itu. Ia dieksekusi karena dituduh membunuh majikannya.

Di Indonesia, air mata keluarga Ruyati belum lagi kering. Dada terasa sesak dan sakit jika mengingat bagaimana maut menjemput perempuan 54 tahun itu. Dengan mata basah, hari ini, putrinya, Een Nuraini mengadukan kejanggalan proses hukum Ruyati ke Komisi Nasional (Komnas Perempuan).

"Kalau memang mau menjalankan hukum Islam dan benar-benar ingin menegakkannya, jangan hanya pembantu yang dihukum pancung. Majikan yang telah sewenang-wenang juga harus dihukum pancung. Itu baru adil," urai Een, di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Senin, 27 Juni 2011.

Een haqul yakin, jika benar ibunya membunuh majikannya, ia pasti punya alasan kuat."Buat para majikan jangan meremehkan pembantu, manusia siapa pun kalau diinjak pasti marah," kata dia.

Een berharap peristiwa tragis yang menimpa Ibunya tak terulang lagi. Semoga ini yang terakhir. Oleh karena itu, ia minta pemerintah menghentikan pengiriman TKW ke Arab Saudi. "Cukup Ibu saya yang terakhir, masak manusia dipotong seperti binatang, tidak manusiawi. Biadab," ujarnya, sesenggukan.

Sementara itu, Direktur Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan, informasi dan komunikasi dari pemerintah ke pihak keluarga selama ini tidak pernah menjelaskan proses hukum Ruyati. Akibatnya, berita yang muncul hanya bahwa Ruyati dihukum karena membunuh majikan.Tak ada konfirmasi dari pihak lain. "Padahal informasi yang diterima keluarga adalah situasi kerja yang tidak layak," kata dia

Oleh karena itu, Anis menegaskan sangat penting untuk meminta kejelasan kepada pemerintah tentang proses hukum itu sendiri. Pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh  pemerintah juga dinilai bias dan menciptakan stigma tersendiri.

"Pemerintah Arab mengatakan Ruyati tidak didampingi penasihat hukum. Saya kira banyak yang harus diklarifikasi, seorang PRT yang distigmatisasi sebagai seorang pembunuh, ini merugikan keluarga," tandasnya.

Kasus dan skandal hukum yang menimpa Ruyati bukan hanya urusan Indonesia, tapi juga negara pengirim TKI lainnya ke Arab Saudi. Juga, urusan orang-orang yang masih masih punya rasa keadilan.

Beberapa hari setelah pemancungan Ruyati, terkuak kabar seorang pembantu asal Sri Lanka, Rizana Nafeek terancam nasib serupa. Ia didakwa membunuh anak majikannya yang masih bayi. Meski, ia berdalih apa yang dilakukannya untuk menolong bocah yang tersedak. (umi)

Baca juga: Di Arab, Ribuan Pekerja Kabur dari Majikan

Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang
Gerakan olahraga russian twist

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Round-up kanal Lifestyle pada Jumat, 19 April 2024. Salah satunya tentang deretan olahraga ringan yang bisa dilakukan setelah lebaran.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024