- ANTARA/Wahyu Putro A
VIVAnews - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekhnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyatakan lereng Merapi sisi selatan atau daerah yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III akan sangat berbahaya jika kembali dihuni oleh masyarakat yang rumahnya hancur akibat terjangan awan panas pada erupsi Merapi 2010 yang lalu.
“Akibat erupsi Merapi tahun 2010 yang lalu, terbentuk kubah dengan diameter 500 meter dan membuka sejauh 400 meter ke arah selatan. Jika Gunung Merapi kembali erupsi maka awan panas akan mengalir ke arah selatan,” kata Subandrio, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekhnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa, 5 Juli 2011
Subandrio menjelaskan, dari catatan erupsi merapi yang terjadi sebelum tahun 2010, aliran awan panas mengalir ke arah barat daya karena kubah yang terbentuk hasil erupsi merapi sebelum tahun 2010 mengarah ke barat daya.
“Sejak tahun 1930 itu setidaknya Merapi pernah meletus sebanyak 20 kali, dan arah awan panas mengikuti kondisi kubah, yakni ke arah Barat Daya. Dari 20 letusan merapi tersebut 90 persen letusan sepanjang 80 tahun lalu sebelum tahun 2010 lalu mengarah ke arah Barat Daya,'' paparnya.
Menurut Subandriyo bila letusannya normal, maka biasanya aliran awan panas akan sejauh 7-8 km dan umumnya juga mengikuti aliran sungai berhulu di Merapi.
Dengan asumsi terbentuknya kubah akibat letuhan tahun 2010 yang ke arah Selatan, maka diprediksi letusan berikutnya akan mengarah ke Selatan, sehingga wilayah Selatan Merapi akan sangat berbahaya untuk ditinggali.
“Letusan merapi kita prediksi tetapi akan mengarah keselatan sehingga kawasan selatan merapi akan sangat berbahaya untuk ditinggali. Apalagi saat ini kawasan selatan merapi tidak lagi ditumbuhi pepohonan sehingga tidak ada lagi hambatan awan panas untuk meluncur ke bawah,” tandasnya
Lebih lanjut Subandriyo menyatakan jenis letusannya, juga tak beraturan. Bisa meletus normal dengan membentuk kubah lava, disertai longsoran, dan awan panas dengan jarak tak jauh dari puncak. Namun jika sudah menyangkut letusan besar seperti tahun 2010 lalu, jarak jangkau awan panas ini sulit diprediksi.
”Mengingatkan letusan ke depan akan sangat berbahaya, karena seperti biasanya akan disertai dengan awan panas yang membawa material Merapiyang padat, dengan suhu ketika mencapai tanah bisa sekitar 500-600 derajat Celcius,” pungkasnya.
(Laporan: Juna Sanbawa|Yogyakarta)