Satgas: Kritis, Empat TKI Segera Dieksekusi

Ilustrasi/Aksi protes perlindungan tenaga kerja wanita di luar negeri
Sumber :
  • VIVAnews/Siti Ruqoyah

VIVAnews - Satuan tugas penanganan dan pembelaan WNI yang terancam hukuman mati mulai bekerja. Salah satu anggota satgas, Humphrey Djemat mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan kasus tenaga kerja atau WNI tang tergolong kritis.

"Untuk itulah, satgas mendahulukan kasus TKI yang di Arab Saudi," kata dia, Rabu 6 Juli 2011. Menurut catatan, ada 27 TKI yang telah divonis hukuman mati. "Empat di antaranya tergolong critical condition, artinya segera dieksekusi."

Waktu yang dimiliki makin mendesak. "Apalagi menurut informasi, pemerintah Arab Saudi tidak akan memberikan pengampunan atau keringanan hukuman selama bulan puasa," tambah ketua Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) itu.

Siapa empat orang TKI yang dalam kondisi kritis? Humphrey tak menyebutkan, namun salah satunya adalah Sumartini. "Yang terkena pidana sihir, itu termasuk berat sehingga sulit mendapat pengampunan dari Raja Arab," tambah dia.

Untuk diketahui, Sumartini kini mendekam di penjara Malaaz, diperkarakan atas tuduhan menggunakan ilmu sihir untuk melenyapkan anak majikannya yang baru berusia 17 tahun, bernama Tisam. Namun pihak keluarga yakin, Sumiarti mengaku dengan terpaksa. Ia dipukul, dibawa ke padang pasir, ditanam sampai sebatas leher.

Meski demikian, Satgas akan memperjuangkan keringanan hukuman bagi para WNI yang sudah divonis mati. Selain di Arab, juga di negara-negara lain. Humphrey menyebut ada 177 WNI yang tersangkut kasus hukum, 138 kasus narkoba, 35 pembunuhan.

Di China, ada 22 WNI yang tersangkut kasus narkoba, sementara di Singapura ada dua WNI divonis mati. "Tapi akan diajukan permohonan grasi. Satgas, tambah Humphrey, juga akan mengunjungi negara-negara tersebut. "Namun, sebelumnya kami akan menemui dubes masing-masing." (adi)

Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?
Anthony Sinisuka Ginting melawan Viktor Axelsen di Thomas Cup

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Thomas Cup dan Uber Cup merupakan salah satu kompetisi bulutangkis bergengsi di dunia dengan menggunakan sistem beregu putra dan putri.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024