- tvone
VIVAnews - Menteri Agama, Suryadharma Ali mengatakan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab di Kecamatan Belo, kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat sangat ganjil. Suryadharma menduga ponpes ini mengajarkan Islam garis keras.
"Ini ganjil. Dengan tidak mau dimasuki oleh Kemenag itu sudah keganjilan," kata Suryadharma di Jakarta, Rabu 13 Juli 2011.
Kecurigaan Suryadharma terhadap Ponpes Umar Bin Khattab ini semakin menguat setelah terjadi ledakan yang diduga bom pada Senin 11 Juli 2011 sekitar pukul 15.30 WITA. Ledakan itu menewaskan Ustaz Suryanto Abdullah alias Firdaus. Namun anehnya, kata dia, para penghuni ponpes menghalang-halangi polisi yang akan melakukan penyelidikan ledakan itu.
Pemerintah, kata dia, sudah berulang kali berusaha melakukan pembinaan pada ponpes ini. Namun, sejak 2004 pemerintah baru sekali berhasil masuk ke pesantren ini.
Tak hanya itu, pemerintah, kata Suryadharma, berulang kali berusaha memberikan bantuan ke Ponpes Umar Bin Khattab ini. Tapi, usaha itu ditolak mentah-mentah oleh pesantren ini. "Kita sudah pernah memberikan bantuan, tapi mereka tolak," kata Suryadharma.
"Jadi mereka tidak mau ada bantuan dari pemerintah, tidak mau ada intervensi pemerintah."
Suryadharma meunambahkan, Ponpes Umar Bin Khattab ini juga tak mau menggunakan kurikulum dari pemerintah untuk proses pendidikannya. Suryadharma sendiri mengaku belum mengetahui aliran yang diajarkan di ponpes ini. "Belum tahu ajarannya seperti apa, Islamnya seperti apa belum diketahui," kata dia. "Tapi saya bisa menduga kalau ini garis keras, radikal."
Namun demikian, dia tak mau menyatakan Pesantren Umar Bin Khattab ini termasuk dalam golongan teroris. "Nah untuk bagian-bagian itu biar pihak kepolisian yang menyelidiki itu," kata dia. (umi)
Program Nasional K3 2024-2029 Diluncurkan, Menaker Ida Sebut Agar Maksimal Genjot Pembangunan
Menaker Ida menegaskan pentingnya keselamatan kerja dalam kegiatan usaha di Indonesia agar dapat maksimal dalam upaya mendongkrak laju perekonomian.
