VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Priyo Budi Santoso menyarankan agar Misbakhun tidak muncul di tempat keramaian selama menjalanai asimilasi. Sebab, bisa membuat heboh dan merugikan diri sendiri.
"Saya menyarankan agar mengikuti semua mekanisme tata aturan, jangan membikin heboh seperti ini, kan merugikan yang bersangkutan," kata Priyo di Jakarta, Kamis 14 Juli 2011.
Menurut dia, dari segi kepatutan, tingkah Misbakhun banyak dipertanyakan orang. "Jangan membikin hal yang mungkin bisa dinilai tidak patut yakni berjalan-jalan di mal saat ini. Kan menjadi tidak enak," ujarnya.
Priyo mengaku tidak yakin Misbakhun bersalah dan layak dipenjara. Tapi, harus patuh pada proses pengadilan yang sudah inkracht. "Saya harap teman saya Misbakhun bisa menjalaninya dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi Hukum DPR, Martin Hutabarat mengatakan Misbakhun sebagai anggota DPR harusnya punya kepekaan kasusnya itu yang mendapat sorotan masyarakat. Harusnya, Misbakhun peka terhadap rasa keadilan masyarakat. "Dia tidak peka mempertontonkan diri di tempat yang sangat ramai. Dan seolah-olah tidak ada kepekaan terhadap rasa keadilan masyarakat padahal dia sebagai anggota DPR," kata Martin.
Menurut Martin, perlu kearifan Misbakhun menjalankan haknya. Sebab, tidak semua narapidana mendapat hak asimilasi. "Jadi dia satu tahun dua bulan dia sudah diberikan asimilasi. Harusnya dia patuhi proses hukum dengan tetap peka terhadap rasa keadilan masyarakat," kata dia.
Menurut Martin, alasan yang dibuat itu adalah alasan yang tidak masuk akal orang sehat. "Intinya dia tidak peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan dia sengaja mempertontonkan diri apa manfaatnya," kata dia.
Misbakhun dipidana dua tahun penjara atas tuduhan kasus L/C fiktif Bank Century. Namun, ketika hukuman itu baru berjalan setahun, dia sudah mendapat asimilasi.
Kemarin, Misbakhun kedapatan berada di Ratu Plaza, Jakarta. Ketika ditanya, dia mengaku sudah bebas dari hukumannya. (adi)
5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia
Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.
