- Antara
VIVAnews - Satuan Tugas Khusus Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menelusuri sejumlah tempat lain di luar Pondok Pesantren Umar Bin Khatab untuk mencari rangkaian rakitan bom. Penelusuran itu dilakukan untuk mencari barang bukti lain yang kemungkinan disembunyikan oleh kelompok ustadz Abrory.
Kepala Bidang Humas Polda NTB, Ajun Komisaris Besar Polisi Sukarman Husein, di Mataram mengatakan polisi terus menyisir tempat lain untuk mengantisipasi peristiwa yang membahayakan. Artinya, upaya tersebut merupakan bagian dari penyelidikan polisi terkait kasus ledakan yang diduga bom yang terjadi Senin 11 Juli 2011 lalu.
"Sementara dari barang bukti yang kami temukan, itu merupakan salah satu kiat dari kelompok ustad Abrory ini untuk menghilangkan barang bukti. Mereka punya keinginan bisa lolos dari dugaan-dugaan sementara, yang mengecapnya sebagai teroris," kata Sukarman Husein kepada wartawan di Mataram Selasa 19 Juli 2011.
Saat ini, lanjut Sukarman, polisi terus berupaya mengembangkan kasus tersebut. Sejumlah pengurus dan santri pondok pesantren baik yang ditangkap maupun yang menyerahkan diri dimintai keterangan. Keterangan mereka dan temuan-temuan itu dapat membantu polisi untuk mengungkap kasus ledakan yang diduga bom tersebut.
"Maka itu polisi melakukan pendalaman dan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini termasuk mencari barang bukti lainnya yang kemungkinan berada di titik-titik tertentu," ujarnya.
Ledakan yang diduga bom terjadi pada Senin 11 Juli 2011 di Pondok Pesantren Umar Bin Khatab, kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Polisi hingga saat ini belum mengetahui pasti apakah ledakan tersebut merupakan ledakan bom atau bukan.
Untuk membuktikan itu, Satgasus Polda NTB masih menunggu hasil laboratorium forensik. Polisi juga meminta keterangan saksi, termasuk 9 orang yang kini diamankan polisi. (eh)
Laporan: Edy Gustan | Mataram