- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Dua tokoh Nahdlatul Ulama, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD memiliki pandangan sendiri terhadap Presiden RI ke-4, Abdurahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur. Gus Dur dinilai tidak pernah mendesain media, tapi setiap pernyataannya jadi berita.
"Seperti ketika dia dikafirkan oleh para ulama, hanya karena menyatakan tentang demokrasi," kata Cak Imin dalam seminar kebangsaan "Aktualisasi Spirit Perjuangan Gus Dur" di DPP PKB, Jakarta, Selasa 19 Juli 2011.
Selain itu, Muhaimin yang sempat berkonflik dengan almarhum mengatakan bahwa Gusdur adalah sosok yang sangat mencintai semua teman-temannya. "Termasuk setiap orang yang menuliskan buku tentang dirinya pasti ujung-ujungnya dipecat. Namun, yang perlu diketahui, dia sebenarnya menginginkan kita menjadi orang yang kuat," katanya.
Sementara itu, Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menceritakan masa-masa kejatuhan Gus Dur. Dia menyebut bahwa Gus Dur adalah sosok yang konsisten dengan ucapan-ucapannya.
"Gus Dur mempunyai komitmen, termasuk masalah prinsip bahwa negara Indonesia harus berdasarkan Pancasila bukan keagamaan. Karena agama merupakan masalah pribadi-pribadi, sebab semua mempunyai urusan masing," katanya.
Selain itu, dalam pengalaman Mahfud, Gus Dur menuturkan kepadanya, bahwa dia juga selalu mengedepankan sikap yang tegas dalam memimpin negara, bukan peragu.
"Karena sikap yang tegas dan cepat, segala persoalan dapat diatasi dengan cepat. Dua ustad saja, pasti ada perbedaan (apalagi seluruh bangsa ini)," sindirnya. (eh)