Nazaruddin, Jauh di Mata Dekat di Telepon

Mohammad Nazaruddin (kiri) memberikan keterangan pers.
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin belum diketahui rimbanya. Nazaruddin 'menghilang' setelah namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games Palembang.

Nazaruddin 'kabur' ke luar negeri pada 23 Mei 2011 malam atau beberapa jam sebelum keluarnya surat pencegahan dari Kementerian Hukum dan Ham pada 24 Mei. Dari catatan imigrasi, Singapura menjadi negara tujuan pelarian Nazar.

Sejak itu pula, Nazaruddin tak pernah muncul. Nazaruddin selalu mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setiap hendak dimintai keterangan sebagai saksi kasus suap ini. Hingga pada akhirnya, Ketua KPK, Busyro Muqoddas mengumumkan peningkatan status Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap ini pada 30 Juni 2011.

Penetapan status itu tampaknya tak membuat Nazaruddin gentar. Dia tetap mendekam dalam persembunyian. Hingga KPK meminta bantuan interpol untuk menamngkap Nazaruddin. Pada 5 Juli, interpol pun resmi menjadikan Nazaruddin sebagai buruan barunya.

Jejak Nazaruddin semakin suram setelah Kementerian Luar Negeri Singapura secara resmi menyatakan Nazaruddin tak lagi berada di negaranya. Pernyataan itu dikeluarkan pada 5 Juli. Belakangan, Nazar diketahui 'cabut' dari Negeri Singa itu pada 20 Juni 2011. Pascakeluar Singapura, Nazaruddin terdeteksi di beberapa negara.  KPK, Kepolisian, dan Kemeterian Hukum dan HAM 'semakin bingung' mencari Nazaruddin.

Depok Masuk Aglomerasi DKJ, Wakil Wali Kota: Semoga Lebih Banyak Positifnya

Demokrat Bingung

Yang tak kalah sibuk adalah elit Partai Demokrat. Betapa tidak, dari sarang persembunyiannya, Nazaruddin melontarkan berbagai tudingan atas keterlibatan sejumlah elit Demokrat dalam suap pembangunan wisma atlet SEA Games. Informasi dari Nazaruddin itu mengalir deras ke sejumlah media melalui BlackBerry Messenger (BBM). Bak gayung bersambut, media pun ramai-ramai menjadikan tudingan Nazaruddin ke sejumlah elit Demokrat itu sebagai head line.

Anas Urbaningrum yang disebut-sebut menerima aliran dana suap pembangunan wisma atlet memberikan bantahan kerasnya. Anas mengatakan tudingan-tudingan Nazaruddin itu tak benar. Bahkan Anas telah melaporkan Nazar ke polisi. Tak hanya itu, Ketua Dewan Pembina Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk mencari, menangkap, dan membawa pulang Nazar ke Indonesia.

Bahkan, pada 11 Juli 2011, SBY kembali angkat bicara. SBY menyatakan prihatin dengan adanya pihak yang ingin memecah belah partainya melalui tudingan-tudingan Nazaruddin. Tudingan pelengseran Anas pun tak luput menjadi agenda bantahannya kali ini. Selain itu, SBY juga melontarkan kritik kepada media yang mengutip Nazaruddin dari BBM yang dia anggap tak jelas sumbernya.

Namun, Nazaruddin tetap ngotot tak mau pulang. Dia menyatakan tak akan pulang ke tanah air jika KPK tak memanggil orang-orang yang disebutkannya terlibat suap wisma atlet.

Nazar Kembali 'Bernyanyi'

Manuver terbaru Nazaruddin adalah saat diwawancara stasiun televisi swasta, Selasa 19 Juli 2011. Dalam wawancara ini, Nazaruddin kembali mengeluarkan beberapa tudingan barunya.

Kali ini, tudingan Nazaruddin tak hanya sebatas pada elit Demokrat saja. Tudingan itu, melebar kepada sejumlah petinggi KPK, lembaga yang menetapkannya sebagai tersangka kasus suap wisma atlet. Nazaruddin menyebut Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Chandra M Hamzah menerima dana dari seorang pengusaha.

Drama Korea Crash Akan Tayang Perdana di Disney+ Hotstar pada 13 Mei 2024

Sementara itu, M Jasin dia tuding menjadi salah satu orang yang merekayasa kasusnya. Nazar juga menuding Chandra M Hamzah dan Deputi Bidang Penindakan Ade Rahardja pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Pertemuan untuk 'nego' kasus yang menyeret Nazaruddin.

"KPK sudah ada deal khusus antara Anas dan Chandra Hamzah. Deal-nya, Chandra terpilih kembali menjadi pimpinan KPK, begitu juga Ade Raharja terpilih kembali. Ini deal untuk KPK ke depan," kata Nazaruddin dalam wawancara live dengan stasiun Metro TV, Selasa 19 Juli 2011.

Namun, lagi-lagi, 'pesan-pesan' itu hanya disampaikan Nazaruddin melalui sambungan telepon dari tempat persembunyiannya. Orang-orang yang disebut Nazaruddin itu pun juga langsung memberikan bantahannya

Tangkapan layar anggota TNI tewas tersambar petir di Cilangkap

Berteduh Sambil Main HP, 3 Anggota TNI Tersambar Petir di Dekat Mabes Cilangkap

Tiga orang anggota TNI tersambar petir di depan kawasan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Hal itu diungkap Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Nugraha Gumilar.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024