Bentrok Dago, Polisi Duga Ada Massa Bayaran

Massa yang terlibat bentrokan, merusak kendaraan umum
Sumber :
  • VIVAnews/ Tri Saputro

VIVAnews - Polrestabes Bandung menduga kedua massa yang bentrok di SMAK Dago pada Senin, 18 Juli 2011, merupakan kelompok massa bayaran. Polisi pun akan terus memburu dalang pelaku keusuhan.

"Kemungkinan ke arah sana (massa bayaran) memang ada. Maka dari itu kami akan terus mendalami segala macam hal yang terkait bentrokan tersebut," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto di sela-sela acara Bandung Conducive di SMAK Dago, Rabu, 20 Juli 2011.

Jaya mengaku pihaknya telah meminta keterangan dari 22 orang saksi yang mengetahui kronologis peritiwa itu. Meski demikian, pihaknya belum bisa menetapkan tersangka karena masih mengumpulkan bukti-bukti.

"Kami masih menyelidikinya, belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka, tapi tidak menutup kemungkinan ada di antara para saksi yang ditetapkan sebagai tersangka," katanya.

Jaya menghimbau kepada masyarakat Kota Bandung supaya tidak terpancing isu-isu negatif. Isu-isu tersebut tersebar melalui pesan singkat yang berisikan pengerahan massa dan provokasi lainnya.

"Saya juga dapat pesan tersebut, tapi memang isi pesannya tidak berbau provokasi bahkan ajakan kepada masyakat kota Bandung untuk tetap bersatu. Namun kami berharap info dan isu itu jangan dipelintir sehingga menimbulkan keresahan," paparnya.

Dalam acara tersebut, lebih dari 100 orang yang tergabung dalam Forum Urang Sunda (FUS) membacakan petisi di halaman SMAK Dago. Aksi massa mendapat pengawalan dari 300 anggota kepolisian serta kendaraan taktis dan mobil water canon. Saat beraksi, FUS mendesak kepolisian untuk segera mengusut tuntas otak intelektual dan pelaku kerusuhan di SMAK Dago.

"Kami juga telah menemui Kapolda Jabar, dan Kapolda berjanji mengusut pelaku kerusuhan di SMAK Dago. Kami juga meminta Kapolda dapat mengamankan pendatang luar Jabar yang saat ini banyak melakukan intimidasi kepada masyarakat," kata Juru bicara FUS, Iwan Hermawan.

Selain itu, ia meminta polisi tidak membiarkan setiap tindakan anarkis dan premansime kelompok tertentu demi rasa rasa tentram masyarakat. Ia pun berharap masyarakat bisa menahan diri dan tetap bersatu melawan kelompok-kelompok yang meresahkan. "Polisi jangan hanya memisahkan pelaku saat bentrokan, tapi harus menangkap semua pelaku bentrokan, apalagi Indonesia negara hukum sehingga harus menunjukan efek jera," katanya.

Salah seorang tokoh masyarakat sunda, Eka Santosa menilai setiap aksi anarkis harus dilawan. Pasalnya, hal tersebut akan merusak budaya bangsa. "Anarki dan keonaran jangan dilawan dengan hal yang sama. Saat ini semua pihak harus menjaga ketertiban, jangan sampai bertindak sendiri dan melanggar hukum serta aturan budaya di Jabar," pungkasnya. (Laporan: DHR | Bandung, eh)

Guru dan IRT Jadi Korban Pinjol Ilegal Terbanyak, OJK: Cek Legalitas dan Logis Sebelum Pinjam
Sistem Tata Surya.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

 NASA telah mengumumkan keberadaan lebih dari 5.000 planet di luar Tata Surya kita, secara tepatnya 5.005 planet, yang sekarang tercatat dalam arsip eksoplanet mereka.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024