- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews - Meski menjadi buronan polisi, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin 'bebas' berbicara di media, entah dari dunia sebelah mana. Dia bicara lewat pesan BlackBerry Messenger, telepon, maupun jaringan Skype. Mengapa Nazaruddin susah dipulangkan. Apakah begitu sudah bagi para diplomat dan intelegen negeri ini memulangkan Nazaruddin.
"Wah, kalau itu saya tidak bisa berkomentar banyak. Tapi secara keseluruhan, intelijen kita belum fokus," kata anggota Komisi I Bidang Luar Negeri dan Pertahanan, Tjahjo Kumolo, di Kantor pusat PDIP, Jakarta Selatan, Senin 25 Juli 2011.
Menurut Tjahjo, intelijen di Indonesia boleh diacungi jempol untuk memburu tersangka buronan teroris. Tapi, untuk kasus lain, tidak memuaskan. "Kalau soal terorisme, mereka (intelijen) bagus. Tapi yang lainnya belum. Saya tidak puas, Presiden hanya bisa mengimbau," kata Tjahjo yang juga Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini.
Tjahjo menilai, intelijen harus memberikan laporan kepada Presiden baik diminta atau tidak. Bidang intelijen dinilai sangat kompleks, menyangkut sosial, hukum.
Tjahjo menyarankan, seharusnya presiden diberi data akurat terhadap semua masalah. "Laporan sangat penting untuk pemerintah, penegakan hukum juga," kata Tjahjo usai menghadiri Rapat Koordinasi Bidang Pemuda dan Olahraga PDIP ini. "Saya kecewa."
Seperti diketahui, Nazaruddin yang menjadi buruan pemerintah itu beberapa kali tampil di televisi. Terakhir, Nazaruddin yang mengenakan topi ala Amerika Latin, tampil melalui jaringan Skype dan berkomunikasi dengan pegiat sosial media, Iwan Piliang. (Laporan: Amal Nur Ngazis)
Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas
Duel Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Korea Selatan U-23 di perempat final Piala Asia U 23 benar-benar membuat jantungan suporter Timnas
