- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo belum bisa membenarkan pernyataan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, soal tim penjemput mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Polri meminta semua pihak jangan terburu-buru membesarkan pengembangan pengusutan Nazaruddin.
"Sekali lagi, kami bekerja dengan cara silent," kata Timur Pradopo sebelum mengikuti rapat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa 26 Juli 2011.
Tetapi, Timur belum membenarkan bahwa Polri ikut bersama tim Kementerian Hukum dan HAM untuk menjemput Nazaruddin. "Tidak, tidak. Semua masih dalam penyelidikan," kata Timur.
Timur mengimbau semua pihak untuk menahan diri atas semua informasi perburuan Nazaruddin. Polri meminta masyarakat dan media menunggu hasil akhir pengusutan kasus ini. "Saya minta proses ini ditunggu saja," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Sementara, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga belum bisa mengamini pernyataan Patrialis di Makassar, Sulawesi Selatan. "Saya belum bisa mengonfirmasi soal itu," kata Marty sebelum rapat kabinet.
Sebelumnya, Patrialis mengaku berhasil melacak keberadaan Nazaruddin. Tim akan terbang ke negara yang masih dirahasiakan itu untuk memastikan apakah Nazaruddin berada di sana atau tidak.
"Tim malam ini akan berangkat. Mudah-mudahan ini penjemputan. Tapi tujuannya tidak akan dibocorkan, karena takutnya ia dengar ia langsung kabur lagi," kata Patrialis Akbar yang ditemui usai peresmian desa sadar hukum di Gedung CCC Makassar, Selasa 26 Juli 2011. (umi)