- Antara
VIVAnews - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) mengumumkan 10 kandidat yang lolos dalam seleksi tahap ketiga. Para kandidat yang lolos ini berhak mengikuti tahap berikutnya yaitu tahap wawancara yang akan digelar 15 Agustus mendatang.
Beberapa nama seperti Abdullah Hehamahua, Yunus Husein dan Bambang Widjojanto lolos dalam 10 besar calon pimpinan KPK. Sementara itu Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumatera Barat, Sutan Bagindo Fachmi yang ikut dalam seleksi tahap ketiga tidak lolos 10 besar. Artinya Fachmi gagal masuk KPK.
Menteri Hukum dan HAM yang juga memimpin pansel KPK, Patrialis Akbar, enggan berkomentar banyak terkait tidak lolosnya Kajati Sumbar itu. Patrialis menegaskan bahwa 10 calon yang lolos itu sudah melewati tahap seleksi yang ketat dan keputusannya diambil secara demokratis.
"Kami tidak mau menyatakan Jaksa Fachmi itu tidak lulus karena apa. Tapi itulah hasil akhir Pansel yang Demokratis," ujar Patrialis di Kantor Kemenkumham Jakarta, Kamis 4 Agustus 2011.
Keputusan itu lanjut Patrialis merupakan keputusan akhir yang sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Pansel kata Patrialis telah melakukan tahap seleksi dan penilaian dengan melibatkan berbagai macam pihak termasuk, termasuk mempertimbangkan laporan yang masuk dari masyarakat.
"Kami membahas orang satu persatu. Pansel berdasarkan pada masukan dari Dunamis (lembaga konsultan psikologi) dan masyarakat. Begitu sampai DPR sepenuhnya hak DPR," tuturnya.
Untuk diketahui, jaksa Fachmi dituding Muhammad Nazaruddin memberikan uang sebesar Rp1 miliar pada Partai Demokrat untuk memuluskan jalannya sebagai pimpinan KPK. Namun, Fachmi membantah tudingan itu.
Berikut 10 calon pimpinan KPK yang lolos tahap selanjutnya:
1. Abdullah Hehamahua
2. Abraham Samad
3. Adnan Pandupradja
4. Aryanto Sutadi
5. Bambang Widjojanto
6. Egi Sutjiati
7. Handoyo Sudrajat
8. Sayid Fadhil
9. Yunus Husein
10. Zulkarnain
Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?
Ibu hamil memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit kanker dan infeksi virus.
