- AP Photo/PA, Lewis Whyld
VIVAnews - Pemerintah Indonesia belum akan mengevakuasi sekitar 4.000 warga negara Indonesia yang berada di London, menyusul meluasnya kerusuhan yang berawal dari ibukota Inggris tersebut.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa usai menerima enam duta besar negara sahabat di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Marty menjelaskan, sejak awal kerusuhan terjadi di London, pihaknya telah menginstruksikan duta besar untuk mengeluarkan edaran kepada warga negara Indonesia di London. "Untuk meningkatkan kewaspadaan, menghindari tempat-tempat kerusuhan dan senantiasa berkomunikasi dengan KBRI," kata dia, rabu 10 Agustus 2011.
Menurut Marty, sampai saat ini belum ada laporan warga negara Indonesia dalam kondisi yang sulit di London akibat kerusuhan. "Syukur Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada laporan," kata Marty
Selanjutnya, Marty menambahkan, pemerintah Indonesia menyampaikan rasa prihatin yang mendalam akibat kerusuhan tersebut. Pembahasan soal kerusuhan di London ini, kata Marty, tidak dibahas ketika pertemuan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning, di Istana Merdeka.
Marty yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia di Inggris, mengatakan kerusuhan di London tersebut tidak bisa disederhanakan begitu saja. "Ini sangat kompleks, pihak pemerintah Inggris sendiri menggambarkan ini sebagai tindak kriminalitas," jelas Marty.
Untuk diketahui, kerusuhan bermula dari protes warga atas penembakan seorang pemuda bernama Mark Duggan. Pemuda Tottenham berusia 29 tahun itu tewas tertembak polisi di satu aksi demonstrasi, Sabtu pekan lalu, 6 Agustus 2011.
Peristiwa itu memicu kemarahan ratusan orang, dan berujung pada kerusuhan. Ibarat api tersulut minyak, kerusuhan ini dimanfaatkan banyak orang menjarah toko dan perkantoran. Pada hari-hari pertama kerusuhan, polisi kalah jumlah. Para perusuh pun jadi beringas. Kerusuhan di London mulai menyebar hingga ke tujuh kota lainnya di seantero Inggris.
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan
Dalam masa golden age itu, terjadi juga perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola perilaku, sikap, serta ekspresi emosi.
