- AP Photo
VIVAnews -- Tersangka kasus Bom Bali I, Umar Patek, dikabarkan telah berada di Indonesia, Kamis ini, 11 Agustus 2011. Setelah aparat Pakistan mengekstradisinya, enam bulan setelah ia ditangkap di Kota Abbottabad, Pakistan -- di lokasi yang sama dengan terbunuhnya Bos Al Qaeda, Osama Bin Laden.
Menurut kantor berita Associated Press, Indonesia telah mengirimkan sebuah pesawat Rabu lalu untuk menjemput pria 41 tahun ini dari pangkalan angkatan udara Pakistan di luar ibukota Islamabad. Demikian menurut keterangan salah satu pejabat intelijen Pakistan. Keterangan sumber tersebut dikonfirmasi oleh salah satu pejabat keamanan senior dan seorang pejabat pemerintahan Pakistan.
Umar Patek tiba di Jakarta pada Kamis pagi, demikian menurut sumber antiteroris Indonesia. Semua sumber bicara dalam kondisi anonim karena sensitivitas isu.
VIVAnews telah berusaha mendapatkan konfirmasi soal kepulangan Patek pada sejumlah pejabat Polri, maupun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), Ansyaad Mbai, namun tidak ada satupun yang mengangkat telepon atau menjawab pesan singkat.
Sebelumnya, Ansyaad Mbai memastikan bahwa buronan teroris Umar Petek akan dikembalikan ke Indonesia. Menurut Ansyad, Patek dipastikan kembali ke Indonesia karena status Patek sebagai WNI.
Untuk diketahui, merakit bom dan menembak dengan jitu adalah keahlian keturunan Arab-Jawa ini. Bahkan, keahliannya membuat bom bisa melebihi sang maestro pembuat bom di kalangan teroris, Dr Azahari. Ia diduga bertanggungjawab atas serangan Bom Bali 1 yang menewaskan 202 orang.
Di tanah air, Patek menjadi buronan selama bertahun-tahun dalam kasus Bom Bali 2002, aksi teror paling buruk di Asia Tenggara. Setelah itu ia diketahui lari ke Filipina dan terlibat dalam plot berdarah bersama para militan lokal.
Selain jadi buron Indonesia dan Filipina, Patek juga mendapat diburu pemerintah Australia dan Amerika Serikat. Bahkan pemerintah AS menghargai kepalanya senilai US$1 juta. (ren)