VIVAnews – Pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) akan memperketat sertifikat kesehatan bagi para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Selama ini, sertifikat yang menjadi salah satu persyaratan utama calon TKI itu, banyak dipalsukan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat di Makassar, Jumat malam, 12 Agustus 2011. “Sertifikat kesehatan akan kami perketat dengan menerbitkan security printing. Sertifikat ini nantinya sudah tidak bisa dipalsukan,” kata Jumhur.
Ia menjelaskan, sertifikat kesehatan bagi para calon TKI selama ini sangat mudah didapatkan. Calon TKI biasanya mendapatkan sertifikat itu melalui jual beli, ataupun dipalsukan oleh para mafia TKI. Akibatnya, banyak TKI yang sebenarnya sakit, tapi seolah-olah sehat.
TKI yang memalsukan kondisi fisik mereka itulah yang kadang dipulangkan. Rata-rata terdapat 2,5-4 persen dari total TKI yang memalsukan kondisi fisik dalam sertifikat kesehatan. “Angka ini terbilang cukup tinggi, dan tentu sangat memalukan,” ujar Jumhur.
Ke depannya, dengan sertifikat kesehatan melalui security printing, Jumhur optimis pemalsuan kondisi kesehatan calon TKI dapat dicegah. Rencananya, sertifikat kesehatan dengan security printing itu akan dicetak dua bulan mendatang. Jumlahnya sekitar 800 ribu hingga satu juta eksemplar, atau sesuai dengan jumlah rata-rata pengiriman TKI ke luar negeri.
Security printing itu nantinya akan diserahkan pada Rrumah Sakit Umum Derah, klinik, dan 74 RS swasta yang telah ditunjuk pemerintah untuk memeriksa kesehatan para calon TKI. “Kita tidak boleh lagi menggunakan sistem sebelumnya. Jadi nanti tidak semua klinik bisa memeriksa calon TKI,” kata dia.
Laporan Rahmat Zeena | Makassar
Soal Cincin di Jari Manis dan Dilamar di Bali, Ini Kata Syifa Hadju
Selain menyangkut foto-foto tersebut, Syifa Hadju juga menjelaskan mengenai cincin yang terlihat di jari manisnya.
