Pemikiran Ical Tentang Kesejahteraan

Aburizal Bakrie
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan kehadiran negara dan pemerintah di tengah masyarakat, khususnya yang masih berada di garis kemiskinan, mutlak diperlukan. Menurut tokoh yang akrab disapa Ical, kehadiran itu adalah syarat wajib dalam mewujudkan sebuah negara kesejahteraan.

Pemikiran itu disampaikan Ical dalam peluncuran buku, 'Merebut Hati Rakyat, Melalui Nasionalisme, Demokrasi, dan Pembangunan Ekonomi' di Perdikan, Jalan Antasari, Jakarta Selatan, Kamis 18 Agustus 2011.

Dalam sambutannya, Ical menegaskan bahwa tidak berlebihan bila bangsa ini memimpikan negara yang makmur, adil, dan sejahtera di segala bidang. "Modal ekonomi dan sosial yang kita miliki sangat memadai untuk menggapai tujuan tersebut," ujar Ical.

Ical memaparkan berdasarkan pengalaman selama ini, penetesan ekonomi ke rakyat bawah tidak akan pernah terjadi dengan sendirinya. Ketika ekonomi pasar dibiarkan berjalan tanpa pengawalan pemerintah, maka yang terjadi adalah semakin lebarnya jurang antara yang kaya dan miskin.

"Akibatnya, kita harus membayar mahal dengan terjadinya krisis multidimensi pada 1998," ujar Ical.

Ical mengingatkan negara sebesar seperti Amerika Serikat pun tidak dapat menciptakan kesejahteraan dengan sendirinya. Sistem ekonomi kapitalistik yang mereka terapkan, ternyata tak mampu menjamin penetasan ekonomi.

"Tidak usah heran apabila Presiden Barack Obama mati-matian memperjuangkan sistem jaminan sosial dan asuransi kesehatan bagi rakyat Amerika," katanya. "Ternyata dengan sistem liberal yang mereka terapkan selama ini, masih banyak juga rakyat Amerika yang hidup dalam keterbatasan."

Buku ini terdiri dari tujuh Bab, dengan tema sentral seputar persoalan ekonomi global, industrialisasi dan investasi, teknologi dan SDM, UKM dan Otonomi Daerah, Agribisnis dan Agroindustri, serta politik dan humaniora.

Ical menceritakan sebelum meluncurkan buku ini kembali, sempat terpikirkan relevansi dengan kondisi Indonesia saat ini. Karena itu, dia memutuskan membaca ulang buah pemikirannya pada 1994-2004 itu.

Akhirnya sampailah pada satu titik bahwa buku tersebut masih punya relevansi dengan kondisi bangsa saat ini. "Banyak sekali masalah ekonomi (dalam buku ini), pengalaman saya jika kesejahteraan tidak dapat terlaksana maka tidak ada kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Bila perut tidak diperhatikan maka kebanggaan tidak ada," kata Ical. (ren)

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ungkap 2 Hal yang Dilakukan Guna Mencegah Korupsi
Mata uang Indonesia, Rupiah

BI Catat Uang Beredar Maret 2024 Rp 8.888 Triliun, Naik 7,2 Persen

Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024