Umar Patek di Pamulang Saat Dulmatin Tewas

Umar Patek
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Kepolisian Republik Indonesia telah mengendus keberadaan Umar Patek sejak Dulmatin tewas di sebuah warnet di Pamulang pada Maret 2010 silam. Saat Dulmatin tewas diberondong tembakan oleh Densus 88 anti-teror, Umar Patek berada tak jauh dari lokasi kejadian.

"Saat Dulmatin disini dan pada 2010 tewas di Pamulang, ternyata ada Umar Patek di sekitarnya saat itu," ujar Kabag Penum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Minggu, 21 Agustus 2011.

Setelah peristiwa tewasnya Dulmatin, Umar Patek kemudian melarikan diri ke luar negeri bersama istrinya yang warga negara Filipina. "Istrinya yang bernama Rukayah punya paspor Indonesia, dan itu paspor asli. Saat ini yang bersangkutan juga sudah ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua," terangnya.

Boy mengatakan pemeriksaan terhadap Umar Patek masih terus dikembangkan. Polri berharap keterangan yang diperoleh darinya dapat membongkar jaringan terorisme di Indonesia.

Seperti diketahui, tersangka kasus terorisme, Umar Patek telah tiba di Indonesia sejak Kamis, 11 Agustus 2011. Pelaku yang turut andil dalam peristiwa bom Bali I itu langsung ditahan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, setelah tertangkap di Pakistan.

Di tanah air, Patek menjadi buronan selama bertahun-tahun. Patek juga pernah ke Filipina dan bergabung dengan gerilyawan lokal.

Selain menjadi buron Indonesia dan Filipina, Patek juga diburu pemerintah Australia dan Amerika Serikat. Bahkan pemerintah AS menghargai kepalanya senilai US$1 juta.

Patek dikenal ahli merakit bom dan menembak dengan jitu. Bahkan, keahliannya membuat bom bisa melebihi sang maestro pembuat bom di kalangan teroris, Dr Azahari. Ia diduga bertanggungjawab atas serangan Bom Bali 1 yang menewaskan 202 orang. (adi)

Kunci Pelita Jaya Bekap Prawira Bandung dan Lolos Putaran Final BCL Asia
Ilustrasi pencegahan stunting

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) stated that Indonesia successfully in reducing stunting rate to 21.5 percent by the end of 2023.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024