- AP Photo/Seth Perlman
VIVAnews - Demonstrasi di fasilitas pengeboran minyak Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco di Lapangan Tiaka, Luwuk, Sulawesi Tengah, berujung rusuh sehingga mengakibatkan dua orang tewas. Korban pertama adalah seorang mahasiswa. Jenazahnya dibawa ke kampung halamannya di Gorontalo. Seangkan korban yang lain adalah warga Luwuk.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Dewa Parsana, mengatakan, kerusuhan dipicu oleh aksi demonstrasi warga pada Sabtu, 20 Agustus 2011.
Sehari kemudian, kata dia, terjadi bentrok antara aparat Polres Luwuk dengan massa. Saat itu ada sekitar 50 masyarakat yang membawa senjata tajam dan bom molotov ke daerah pengeboran minyak. Kelompok massa itu langsung merusak enam sumur. Selesai melakukan pengerusakan dua karyawan Medco disandera oleh massa.
Setelah kejadian itu, sekitar 80 anggora polisi dan Brimob mendatangi lokasi untuk menjaga keamanan. "Takutnya ada kerusakan lagi," kata Kapolda ketika dihubungi VIVAnews.com, Selasa 23 Agustus 2011.
Kemudian pada hari Senin, 22 Agustus 2011, dua orang karyawan Medco yang disandera oleh massa berhasil kabur dan diselamatkan oleh polisi.
Dewa menambahkan, pada hari yang sama masyarakat kemudian kembali ke lokasi. "Satu sumur dibom molotov. Mereka datang menggunakan beberapa perahu. Polisi berusaha melakukan negosiasi dengan masyarakat mengenai duduk persoalannya."
Namun, dia menambahkan, masyarakat justru menyerang polisi yang melakukan penjagaan. Tiga polisi reguler dan satu anggota Brimob disandera dengan cara dibawa kabur menggunakan perahu. Massa juga mengambil alih senjata polisi. "Baku tembak pun terjadi antara massa dengan polisi. Mereka pergi tapi bahan bakar habis di tengah jalan lalu minta ke polisi," kata Kapolda.
Menurut Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS), Gde Pradnyana, hingga saat ini, lapangan ditutup dan seluruh pekerja dievakuasi. “Untuk sementara fasilitas produksi tersebut dijaga oleh aparat Kepolisian dan TNI menunggu situasi kondusif,” kata Gde. (umi)