Kemenlu Kehilangan Kontak 19 WNI di Libya

Apartemen di Tripoli, Libya, hancur digempur NATO.
Sumber :
  • AP Photo/Adam Schreck

VIVAnews - Libya dalam kondisi genting. Kekuasaan rezim Moammar Khadafi yang bercokol 42 tahun terancam jatuh. Pemberontak mengklaim menguasai ibu kota Tripoli. Di sisi lain, Khadafi telah berikrar tak bakal menyerah. Baginya hanya ada dua pilihan: menang atau mati sebagai martir.

Situasi Libya makin mengkhawatirkan. Sebab, Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague mengungkapkan kekuatan rezim memiliki senjata pemusnah massal, juga rudal Scud B yang bisa meledakkan sebuah kota.

Situasi Libya juga menjadi perhatian Indonesia. Sebab, masih ada WNI yang masih ada di negara itu. Hari ini Kementerian Luar Negeri menyatakan masih ada 19 WNI di Libya yang belum bisa dihubungi atau kehilangan kontak.

"Ada 19, terpantau dari Tunis. Komunikasi terakhir hari Senin, kondisi baik. Selasa komunikasi terputus, telepon tidak bisa. Tapi akan terus dicoba," ujar Juru Bicara Kemenlu, Michael Tene, di DPR RI, Jakarta, Rabu 24 Agustus 2011.

19 Orang WNI tersebut, lanjut Tene, rata-rata adalah pembantu rumah tangga (PRT). Mereka tidak berada di satu lokasi, tetapi tersebar di seluruh Libya.

Sebetulnya saat 19 WNI masih di Libya, ternyata Kemenlu sudah menginstruksikan seluruh jajaran Dubes di Lbiya, untuk meninggalkan negara tersebut. Kedubes RI yang berkedudukan di Tripoli dikosongkan. "Kedubes sudah dikosongkan sejak Maret. Setelah semua warga yang tercatat di evakuasi," kata Tene.

Meski begitu, koordinasi tetap dilakukan melalui perwakilan RI di Tunis. "Sejak maret upaya membantu di koordinasikan lewat Dubes Tunis," kata Tene.

Menurut Tene, Kemenlu tetap tidak bisa memaksa 19 WNI tersebut untuk pulang jika mereka tidak mau. "Kita tidak memaksa kalau ingin bertahan. Mereka yang tahu kondisi," kata Tene.

Ada berbagai alasan para WNI yang menolak pulang ke tanah air. "Ada bermacam-macam, saat dievakuasi Mei lalu tidak ingin dipulangkan. Merasa aman, ada kerjaan. Ada yang tidak diketahui kedutaan," kata Tene.

Sebelumnya, Meeteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, terkait kasus Libya, ada tiga  prinsip utama yang dimiliki Indonesia. (umi)

Pemkot Tangsel Raih Opini WTP 12 Kali Berturut, Benyamin: Kami Selalu Bertekad Pertahankannya
Pemain Timnas Malaysia, Faisal Halim

Kondisi Terkini Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim Usai Disiram Air Keras OTK

Pemain Timnas Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis tetapi stabil,

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024