Tes Pramugari Garuda

Dirjen Udara: Tak Ada Aturan Raba Dada

Uji coba pesawat Bombardier CRJ700 NextGen untuk Garuda Indonesia
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan belum mengetahui adanya pemberitaan media luar negeri soal rekrutmen pramugari Garuda Indonesia yang diduga cabul. Tetapi, proses rekrutmen seperti itu tidak tertuang dalam aturan.

"Itu (raba payudara) kan tidak ada dalam aturan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Rabu 24 Agustus 2011.

Herry Bakti belum bisa bicara banyak soal pemberitaan media asing itu. Tetapi, dia menegaskan bahwa prosedur seleksi pramugari dengan meraba payudara calon peserta itu tidak ada dalam aturan.

Meski begitu, Herry Bakti akan memeriksa dahulu informasi dan apakah ada aturan internal yang menyebut soal itu. "Nanti saya cek dulu," kata mantan Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta ini.

Setidaknya tiga media luar negeri menulis soal pemberitaan rekrutmen pramugari Garuda di Korea Selatan. Kantor berita Strait Times, Yonhap, dan Korea Herald melansir berita sejenis.

Rekrutmen calon pramugari Garuda itu menjadi perhatian karena adanya tahap meraba payudara, dengan dalih untuk mengetahui apakah si calon pramugari itu cangkok payudara atau tidak. Dokter yang meraba adalah dokter laki-laki asal Indonesia.

Sebelumnya, Kantor berita Korea Herald mengaku tidak dapat menghubungi juru bicara Garuda untuk dimintai konfirmasi. Namun, koran lokal di Korea Selatan berhasil menghubungi seorang juru bicara Garuda yang tidak mau disebutkan namanya.

Juru bicara Garuda kepada koran lokal Korea Selatan itu mengatakan bahwa itu adalah prosedur yang biasa dilakukan di seluruh cabang maskapai itu. Sebelum proses seleksi, kata juru bicara itu, para kandidat telah dimintakan persetujuannya untuk proses itu.

"Masalah meraba dada, kami melakukannya untuk melihat apakah mereka memakai cangkok payudara atau tidak. Hal ini penting karena tekanan udara di dalam pesawat dapat merusak kesehatan mereka. Kami juga melakukan pemeriksaan seluruh kulit untuk memastikan tidak ada tato yang dilarang oleh agama," kata jubir yang tidak disebutkan namanya itu.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat Garuda Indonesia, Pujobroto, ketika dikonfirmasi mengatakan ia akan menghubungi perwakilan Garuda Indonesia di Seoul-Korea untuk meminta penjelasan soal ini. Dia enggan memberikan keterangan lebih lanjut. "Setelah selesai saya mendapatkan keterangan akan saya beritahu," ujarnya kepada VIVAnews.com. (umi)

Dua Mobil Premium BMW Bakal Layani Antar Jemput Pasien RS
Ilustrasi memakai sunscreen

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Memakai sunscreen atau tabir surya saat keluar rumah sangat penting, terlebih Indonesia merupakan negara tropis yang 'bersahabat' dengan sinar matahari.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024