Kenapa Warga Melempar Molotov ke Rig Medco

Arifin Panigoro
Sumber :
  • Antara/HO-Abi

VIVAnews - Pada Sabtu 20 Agustus 2011, puluhan warga, menggunakan kapal kayu, mendatangi fasilitas pengeboran minyak Medco-Pertamina di Lapangan Tiaka, Luwuk, Sulawesi Tengah. Mereka menggelar aksi demonstrasi. Medco adalah perusahaan milik politisi dan pengusaha Arifin Panigoro.

Aksi berlanjut hari berikutnya, dan berpuncak di hari Senin. Warga yang marah melempar bom molotov ke sumur minyak. Unjuk rasa itu berujung bentrok dengan aparat keamanan. Dua pendemo tewas ditembak.  

Apa sebenarnya tuntutan masyarakat terhadap Medco sehingga berbuat nekat?

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali

Bupati Morowali, Anwar Hafid, menjelaskan warga menuntut kompensasi terkait Pulau Tiaka. "Pulau Tiaka, sebelum dijadikan tempat rig, adalah tempat mencari ikan masyarakat. Kehidupan masyarakat selama ini dari situ," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis, 25 Agustus 2011.

Bupati menerangkan, pada 2006 perusahaan membuat pulau buatan--Pulau Tiaka--di lokasi tangkapan ikan masyarakat. "Di situ berlangsung semua operasi pengeboran. Otomatis warga tidak bisa memancing di situ karena dijaga aparat. Penghasilan mereka menurun drastis," tambah dia.

Diakui Anwar, selama ini ada program community development yang dilakukan perusahaan. "Tapi sifatnya umum, sementara masyarakat tidak memiliki penghasilan lain." Intinya, jelas dia, masyarakat menuntut kompensasi mata pencaharian. "Mereka tidak meminta uang, mereka minta diberdayakan."

Yang jadi masalah, birokrasi untuk itu berbelit-belit. "Itu birokratis, yang dialog itu orang lapangan. Karena itu, setelah diusulkan ke atas tidak ada hasilnya."

Yang membuat masyarakat jadi emosi, jelas Bupati, sejak 2006 perusahaan selalu mengatakan merugi, belum impas. Pernyataan itu membuat masyarakat kecewa. Pemda, lanjut Anwar, selama ini melakukan pendampingan terhadap warga.

Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia

"Kami tak mau masyarakat ribut, kami tambahkan dananya. Tapi masyarakat menolak, karena mengatakan kesejahteraan yang mereka tuntut dari Medco, bukan Pemda. Ini akumulasi kekecewaan yang mungkin masyarakat rasakan."

Dikonfirmasi soal kisruh di Tiaka, pihak Medco menolak berkomentar. "Semuanya biar BP Migas yang jawab. Kami takut salah," ujar Muntazar Nurachmadi, Media Relation MedcoEnergi saat dihubungi VIVAnews.

Corporate Secretary PT Medco Energi International Tbk, Sisca Alimin, saat dihubungi tidak mengangkat teleponnya. Begitu juga Vice President Corporate Communication Pertamina, M. Harun.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas, Gde Pradyana,  mengatakan warga masyarakat tak datang ke rig untuk berdemo. "Mereka malah melakukan penyerangan. Masa demo bawa parang dan senjata tajam?" kata dia.

Protes warga bahwa lokasi mencari ikan mereka selama ini telah diserobot perusahaan, juga dibantah. "Masalah tempat pemancingan itu juga tidak benar. Justru kami bantu mereka mengadakan tempat-tempat pemancingan dan pengadaan keranda ikan," kata dia.

Kronologi 3 Anggota Keluarga Tercebur ke Sumur, 1 Meninggal Dunia

Dia menambahkan, Medco dan Pertamina adalah mengoperasikan Lapangan Tiaka dengan sistem Joint Operating Body dengan komposisi kerjasama 50 : 50.

VIVA Militer: Serah terima jabatan Komandan Yonif 305 Tengkorak Kostrad TNI

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Serah terima baru saja dilaksanakan di lapangan Sadelor.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024