- Vivanews/ Tri Saputro
VIVAnews - Hari Raya Idulfitri 1432 H biasanya disambut dengan takbiran keliling kota yang dilakukan umat Muslim hampir di seluruh Indonesia. Hal serupa terjadi di Provinsi Bali. Meski Pulau Dewata itu mayoritas berpenduduk umat Hindu, namum tak menjadi halangan bagi umat Muslim untuk menggelar takbiran keliling kota tiap tahun.
Kendati begitu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali mengimbau agar umat Muslim tak menggelar takbiran keliling kota.
"Kami mengingatkan kepada umat Muslim dalam menyambut Lebaran, khususnya di Kota Denpasar tidak takbiran keliling kota, cukup dilakukan di masjid-masjid," kata Sekretaris MUI Bali, Jamaluddin Cik Ujang, Senin, 29 Agustus 2011.
Jamaluddin mengharapkan umat Muslim Bali merayakan Lebaran sesuai kemampuan, tidak mesti berpesta pora jika keadaan tidak memungkinkan. "Yang terpenting bagaimana bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan, karena kita diberikan hidup untuk saling berdampingan dengan sesama umat yang lain," ujarnya.
Umat manusia di dunia, kata dia, pada hakikatnya adalah sama di hadapan Tuhan. Yang membedakan hanyalah cara melakukan persembahyangan dan takwa. "Kami harapkan jalinan kebersamaan antarumat beragama harus dipupuk terus, sehingga tercapai keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
"Kerukunan umat beragama di Pulau Dewata sangat baik. Sebagai bukti Puja Mandala yang ada di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, yaitu tempat beribadah umat lima agama yang saling berdampingan dalam satu areal," ucapnya. (Laporan: Bobby Andalan, Bali | kd)