- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews – Tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang, Muhammad Nazaruddin, bersumpah tidak akan buka mulut terkait kasusnya sebelum dipindahkan dari Rumah Tahanan Mako Brimob Kepala Dua ke Cipinang. Jadi pilihannya adalah pindah atau tutup mulut.
Terkait hal itu, mantan Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla berpendapat bahwa dibutuhkan keahlian penyidik untuk menggali sesuatu dari seorang tersangka yang bersikukuh bungkam. “Di situ betul-betul dibutuhkan keahlian penyidik untuk menggali sesuatu dari orang yang tidak mau bicara,” ujar JK di kediamannya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis 1 September 2011.
Selain itu, kata JK, cara lain untuk membuat Nazaruddin berbicara adalah dengan mengikuti keinginan Nazaruddin untuk dipindahkan ke LP Cipinang. “Menurut saya sederhana saja, karena Nazaruddin buat pernyataan, kalau dipindahkan ke Cipinang, dia akan ngomong,” tutur JK. Jadi, ya, pindahkan saja.
Jika nantinya sudah dipindah ke LP Cipinang tetapi Nazaruddin belum juga mau berbicara, menurut JK, KPK bisa menjebloskan dia kembali ke Mako Brimob Depok. “Turuti dulu kemauannya, dengan perjanjian bila seminggu dia tidak ngomong, kembalikan ke Mako,” kata Ketua Umum PMI itu.
JK menilai, bungkamnya Nazaruddin justru bisa merugikan dirinya sendiri. Pasalnya, dalam preseden sebelumnya, tersangka kasus terorisme Abu Bakar Baasyir justru memperoleh lebih berat karena aksi bungkam yang ia lakukan.
JK juga menekankan peran penting alat bukti dalam menguak kasus yang melibatkan Nazaruddin. “Kalau ada alat bukti tapi Nazaruddin diam, berarti dia tidak bisa membantah alat bukti. Alat bukti kan bukan hanya omongan, tapi juga bukti lain berupa surat-surat atau dokumen,” tegas JK.
Kondisi Terkini Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim Usai Disiram Air Keras OTK
Pemain Timnas Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis tetapi stabil,
