- Antara/ Fahrul Rozy
VIVAnews - Profesor Emil Salim rencananya akan berpidato berjudul "Sengkarut Rektor, Raja, dan Ruyati" di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Meski sempat mendapat intimidasi agar pidato urung dilakukan, Emil Salim rencananya tetap membacakan pidato itu.
"Tadi malam, Profesor Emil Salim sempat didatangi tiga orang di rumahnya. Beliau sempat diintimidasi agar pidato itu tak jadi dilakukan," kata alumni UI yang juga dosen tamu pascasarjana, Kartika Djoemadi, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Senin 5 September 2011.
Menurut wanita peraih gelar Ph.d dari Universiteit van Amsterdam ini, intimidasi itu dialami Emil Salim semalam. Tiga orang tokoh mendatangi Emil Salim bertujuan agar pidato itu tak jadi digelar.
"Karena Profesor Emil sangat idealis dan konsisten, beliau bersikukuh pidato tetap digelar. Tetapi, dalam pidato itu tidak ada sesi tanya jawab. Dan usai pidato, tidak ada acara lanjutan," kata wanita lulusan Fakultas Ekonomi UI tahun 2002 ini.
Menurut wanita yang akrab disapa Deedee ini, Emil Salim akhirnya memilih jalan tengah. Usai pidato nanti, tidak akan ada acara lain. Emil Salim tak ingin pidatonya memicu kemarahan civitas akademika Universitas Indonesia.
Acara pagi ini di UI Depok sendiri dibungkus dengan acara silaturahmi dan halal bihalal. Deedee menegaskan, kritik terhadap Rektor UI Gumilar Rosliwa Sumantri bukan hanya pada pemberian gelar doktor Doktor Honoris Causa Bidang Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan Teknologi kepada Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Azis. Tapi banyak juga soal lain. "Pemberian gelar doktor Raja Arab itu hanya momentum semata," kata Deedee.
Terkait pemberian gelar doktor sesaat TKW Ruyati dipancung di Arab, Gumilar Rosliwa Sumantri sudah meminta maaf. Gumilar meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat pemberian gelar itu.
“Saya sungguh menyadari bahwa momentum pemberian gelar itu kurang tepat, yaitu setelah pemancungan Ibu Ruyati. Saya minta maaf atas itu,” kata Gumilar saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 2 September 2011. (sj)
Buntut Kasus Pembangunan Masjid oleh Daud Kim, Federasi Muslim Korea Ingatkan Hal Ini
Daud Kim telah membeli tanah di daerah Incehon Korea Selatan untuk dibangun sebuah masjid. Namun sayangnya, tindakan Daud Kim banyak ditentang umat muslim Korea Selatan
