Rekam Jejak 6 Tokoh Asing Penerima Gelar UI

Raja Arab Saudi Abdullah
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews – Raja Abdullah bin Abdul Azis Al Saud  bukan satu-satunya tokoh asing yang menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia. Ada 5 tokoh internasional lain yang juga meraih gelar kehormatan tersebut. Namun hanya gelar untuk Raja Abdullah dari Arab Saudi yang memicu kontroversi di tanah air, terkait kasus pemancungan Tenaga Kerja Indonesia, Ruyati, di Saudi.

Dosen filsafat UI, Rocky Gerung, menilai Raja Saudi tidak memenuhi kriteria menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang kemanusiaan, karena ia disebut melanggar hak azasi manusia. Bagaimana dengan kelima tokoh internasional lainnya yang menerima gelar Honoris Causa dari UI? Apakah mereka layak menerima gelar tersebut? Berikut rekam jejak mereka.

Isidro F. Aguillo Cano (Spanyol)

Aguillo menerima gelar Doktor Honoris Causa UI di bidang Sistem Informasi pada tanggal 16 April 2009. Ia adalah Kepala Laboratorium Cybermetric di Dewan Penelitian Nasional Spanyol. Tim yang ia pimpin bekerja di bidang pengembangan deskripsi kuantitatif komunikasi ilmiah lewat internet.

Aguillo juga terlibat dalam beberapa proyek penelitian dan pengembangan di Spanyol dan Uni Eropa. Ia merupakan editor jurnal ‘Cybermetrics’ dan anggota komite penasehat untuk sejumlah jurnal ilmiah internasional lainnya. Aguillo kerap diundang untuk menjadi anggota komite ilmiah di konferensi-konferensi internasional.

Dr. Daisaku Ikeda (Jepang)

Ikeda menerima gelar Doktor Honoris Causa UI di bidang Ilmu Filsafat dan Perdamaian pada 10 Oktober 2009. Ia adalah pendiri Soka University di Jepang. Menurut laman ui.ac.id, Ikeda adalah seorang pemimpin, pendidik, penulis produktif, pelopor gerakan perdamaian, dan penafsir Budhisme Nichiren – salah satu filsuf pragmatik terkemuka dunia.

Ikeda dikenal sebagai tokoh yang memberikan perhatian besar pada filsafat pragmatisme, terutama yang berkaitan mengenai ide-ide pembentukan sistem pendidikan yang baik. Ia disebut berhasil mempromosikan filsafat dalam sistem pendidikan, sebagai tempat strategis untuk menciptakan dan memelihara nilai-nilai kemanusiaan universal.

Ikeda juga mendirikan berbagai institusi penelitian, pendidikan, dan kebudayaan yang berkontribusi memelihara perdamaian dunia. Ia aktif menulis buku-buku di bidang pendidikan, politik, filsafat, puisi, essai, dan berbagai proposan perdamaian.

Abdullah Gul (Turki)

Gul menerima gelar Doktor Honoris Causa UI di bidang Ilmu Politik pada 6 April 2011. Gul adalah Presiden Turki. Karir politiknya di peta perpolitikan Turki – dan dunia – dimulai saat ia terpilih menjadi anggota parlemen Turki. Ia merupakan salah satu pendiri Partai Keadilan dan Pembangunan.

Gul mulai membuktikan kemampuannya saat ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Turki. Ia berperan penting dalam upaya Turki bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperbaiki hubungan Turki dengan Suriah, dan mempertahankan hubungan Turki dengan negara-negara berbahasa Turki di Asia Tengah dan Kaukasus.

Rektor UI Prof. Gumilar Rusliwa Somantri menilai Gul sebagai politikus yang berpengaruh di negara asalnya maupun di dunia internasional. “Perannya dalam politik dan demokrasi sangat nyata. Dalam bidang pendidikan pun, banyak sekolah-sekolah Turki didirikan di Indonesia,” kata Gumilar.

Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei Darussalam)

Sultan Hassanal Bolkiah menerima gelar Doktor Honoris Causa UI di bidang Filsafat Kemanusiaan dan Dialog Peradaban pada tanggal 21 April 2011. Sultan Hassanal dinilai sebagai sosok yang sangat peduli pada dunia pendidikan. Hal itu dibuktikan dengan kebijakannya yang mendukung pendidikan gratis.

Pada tahun 1992, Sultan Hassanal Bolkiah mendirikan sebuah yayasan dengan dukungan dana besar untuk memakmurkan rakyatnya secara finansial maupun budaya. “Baginda secara bijaksana menempatkan tugas dan peran universitas untuk memajukan peradaban manusia. Baginda mendukung pendidikan gratis dan akses kesehatan bagi semua orang, serta berhasil memberantas tuna aksara di kalangan rakyatnya,” kata Rektor UI.

Sultan Hassanal bolkiah juga dinilai berhasil memajukan dialog peradaban antara dunia Barat dan Islam. Ia mendorong penelitian untuk memajukan pemahaman terhadap nilai-nilai Islam yang mempromosikan toleransi. “Baginda telah merintis usaha untuk melakukan promosi pemikiran filsafat toleransi beragama. Baginda telah berupaya mempertemukan para pemikir, teolog, dan filsuf untuk bertukar pikiran dan pandangan dalam mencari prinsip-prinsip filsafat Islam bagi generasi muda akademis dan peneliti Brunei Darussalam,” jelas Gumilar.

Prof. A.P.M. Heintz, MD., PhD (Belanda)

Heintz menerima gelar Doktor Honoris Causa UI pada tanggal 26 Juli 2011. Menurut situs resmi UI, Heintz dinilai berhasil mengatasi permasalahan kanker melalui peningkatan sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan. Heintz memiliki dedikasi dan kontribusi dalam merintis program pendidikan kesehatan di Indonesia. Ia telah mengundang para ahli dari Belanda untuk mentransfer pengetahuan mereka kepada para dokter dan perawat di Indonesia dengan biaya yang sepenuhnya dibiayai oleh beberapa organisasi amal dan beberapa yayasan di Belanda melalui program terstruktur di Sekolah Ginekologi Onkologi dan Bedah Panggul Belanda.

Heintz juga mempromosikan program dosen tamu untuk ahli onkologi ginekologi Belanda, dalam pelayanannya terhadap perkembangan ilmiah yang berkelanjutan, pendidikan, dan organisasi di divisi Onkologi Ginekologi RS Cipto Mangukusumo dan Universitas Indonesia.

Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud (Arab Saudi)

Raja Abdullah menerima gelar Doktor Honoris Causa UI di Bidang Perdamaian Internasional dan Kemanusiaan pada tanggal 21 Agustus 2011. Ia dinilai aktif mendorong perdamaian Israel dengan Palestina. Dia juga dipandang sebagai raja yang sangat terbuka.

Raja Abdullah juga aktif dalam Interfaith Dialogue – dialog antariman yang melibatkan Islam, Kristen, Yahudi, dan agama-agama lain. Ia pun dinilai sangat peduli dengan kemanusiaan. Dia membantu Indonesia saat terjadi tsunami di Aceh tahun 2004. Beberapa anak Aceh bahkan diundang ke Istana Saudi. Raja Abdullah juga membangun Masjid Arif Rahman Hakim di UI. (eh)

Terungkap Kelakuan Ayu Dewi di Rumah, Ternyata Aslinya Begini
Suporter tim sepakbola Inggris

Piramida Sepakbola Inggris dalam Bahaya

Piramida sepakbola Inggris diperingatkan akan runtuhnya piramida kompetisi. Ada ancaman mereka kehilangan beberapa klub yang ada di divisi bawah.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024