- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Tersangka kasus pemalsuan surat palsu Mahkamah Konstitusi, Zainal Arifin Hoesein meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Sebelum lebaran kita sudah ajukan permohonan perlindungan kepada LPSK," ujar kuasa hukum Zainal, Andi Asrun saat dihubungi VIVAnews, Jakarta, Kamis 8 September 2011.
Penetapan tersangka terhadap Zainal menjadi alasan pihaknya meminta perlindungan LPSK. "Kan prosesnya sudah tidak adil, orang sudah diperlakukan tidak adil," katanya.
Selain Zainal, tersangka lain yang juga meminta perlindungan LPSK adalah mantan juru panggil MK, Masyhuri Hasan.
Menanggapi permintaan tersebut, Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai mengatakan, pihaknya belum memutuskan akan memberi perlindungan atau tidak.
"Belum ada putusan, masih di satgas penerimaan permohonan. Belum dibawa ke paripurna," katanya saat dihubungi VIVAnews.
Sebelum ke LPSK, Zainal lebih dulu mengadu ke Satgas Anti Mafia Hukum, Selasa 6 September 2011. Usai menemui tim kuasa hukum Zainal, anggota Satgas Mas Achmad Santosa menyatakan ada kejanggalan dalam penetapan tersangka kepada Zainal.
Pria yang akrab disapa Ota ini mengemukakan alasan mengapa Satgas menyimpulkan ada keganjilan. Pertama, Satgas mengakui bahwa Zainal Arifin Hoesin adalah pihak yang melaporkan seluruh draf surat kepada ketua MK. "Dia yang punya inisiatif melapor ke polisi, kemudian MK melaporkan dan Pak Zainal yang ditunjuk untuk melaporkannya," jelasnya.
Kedua, Zainal juga dikenal pernah menolak sesuatu yang diduga uang. Dan ketiga, Zainal pernah menolak bertemu Dewi Yasin Limpo. Meskipun, katanya, hal itu perlu diverifikasi lebih lanjut.
"Pak Zainal, dan diakui Masyhuri (tersangka kasus pemalsuan surat, Masyhuri Hasan), didatangi Bu Dewi di rumahnya. Aneh juga dia ditetapkan sebagai tersangka, atas dasar apa? Sebaiknya kita tidak berhenti pada Pak Masyhuri," ungkapnya. (umi)
Profil Aura Jeixy, Pro Player PUBG yang Ditangkap Terkait Kasus Narkoba dengan Chandrika Chika
Aura Jeixy pro player PUBG Mobile belakangan ini menjadi sorotan publik. Bukan karena prestasi gemilang di dunia esports, melainkan karena tersandung kasus narkoba
