Kebakaran Hutan Diatasi dengan Hujan Buatan

Kebakaran hutan
Sumber :
  • jabarprov.go.id

VIVAnews - Guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Kemenkokesra dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT melakukan operasi hujan buatan. Operasi akan segera dilakukan karena dampak asap telah mengganggu aktivitas penduduk.

Sebanyak 80 persen kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini sebenarnya berada di luar kawasan hutan. Meskipun jumlah hotspot lebih rendah dibandingkan tahun lalu tetapi dampaknya telah mengganggu aktivitas masyarakat.

Dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan tersebut, akan dilakukan dua strategi yaitu di darat dan di udara. Di darat akan dilakukan melalui penyemprotan, pembuatan parit penghalang api, pengaturan muka air untuk membasahi gambut, sosialisasi dan pengendalian pembakaran. Sementara, untuk di udara akan dilakukan dengan hujan buatan. Kombinasi dua strategi ini dilakukan secara kontinyu.

"Awalnya, operasi hujan buatan digelar di tiga tempat. Sumatera Selatan mulai 10 september, Riau 12 September dan Kalimantan Tengah 15 September 2011," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang diterima VIVAnews.com

Rencana awal, tiga pesawat CASA 212-200 versi rain making dikerahkan untuk operasi hujan buatan, masing-masing satu pesawat untuk satu provinsi. Namun, dengan pertimbangan perlunya aktivitas yang masif dalam operasi pelaksanaan, mengingat bentang daerah sangat luas, maka strategi diubah.

Dua pesawat akan ditempatkan di Sumatera Selatan dan satu pesawat di Riau.  Pesawat CASA 212-200 tersebut dirancang khusus oleh PTDI (dulu IPTN)  dan telah teruji puluhan tahun dalam operasi hujan buatan, baik untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan maupun banjir dan kekeringan. Pelaksanaan operasi hujan buatan ini akan dilakukan serempak mulai 12 september.

Untuk daerah lain yang juga terkena dampak, seperti Jambi, Kalimantan barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur operasi akan tetap dilakukan. Yaitu dengan memindahkan lokasi operasi sesuai kondisi besarnya kebakaran. Pusat operasi juga bersifat fleksibel, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan dan besaran dari daerah yang terjadi bencana.

Rencananya operasi ini akan dilakukan selama 30 hari. Dana yang diperlukan untuk menjalankan operasi ini sebesar Rp10,3 miliar dan diambil dari dana siap pakai di BNPB. Penambahan dana nantinya bisa dilakukan jika ada penambahan operasi.

8 Negara dengan Penurunan Tercepat di Asia
Chandrika Chika dan Hard Gumay

Viral Ramalan Hard Gumay Soal Chandrika Chika: Kurangi Aktivitas yang Banyak Melanggar Aturan

Berdasarkan hasil, Chandrika Chika dan rekannya positif ganja. Sementara terjeratnya Chandrika Chika atas kasus narkoba membuat warganet kembali soroti ramalan Hard Gumay

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024