- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Lama tak terlihat di layar perak maupun televisi, Pong Hardjatmo kembali mencuri perhatian. Berdalih ingin menunjukkan konsistensinya terhadap perbaikan bangsa, aktor senior itu beberapa kali beraksi nyentrik.
Beberapa waktu silam, Pong nekad naik ke atap gedung MPR/DPR. Dia saat itu meluncurkan kritik kepada para wakil rakyat dengan mencorat-coret atap gedung.
Pong pun mengirim surat untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan memberi kado kepada tersangka kasus korupsi, Muhammad Nazaruddin. Sebagian mendukung aksinya. Sebagian menudingnya mencari perhatian di tengah popularitasnya yang mulai redup.
Apa tanggapannya? "Memang ada orang yang mengatakan seperti itu, tetapi saya masih ada dua film layar lebar yang belum terbit, jadi jangan underestimate. Saya demo jalan, syuting jalan," kata Pong Hardjatmo di Doekoen Coffee Jakarta, 11 September 2011.
Modal Berani
Menurut Pong, aksinya hanya bermodalkan keberanian, cat semprot dan spanduk. Namun, ia merasa bahwa aksi sederhana ini mampu menyemangati aktivis-aktivis di daerah untuk terus mengingatkan pemerintah tentang hal-hal yang merugikan masyarakat.
Pong sedang menunggu momentum untuk memperbaiki sistem negara ini. Soal momentum ini, ia telah mengutarakan kepada Presiden Yudhoyono melalui surat. "Saya kirim surat belum dibalas, sudah cek, katanya mungkin minggu depan," ujarnya.
Pong Hardjatmo melancarkan aksi perdananya pada 30 Juli 2010 lalu dengan memanjat atap Gedung Kura-kura DPR-RI. Dengan cat semprot, ia menorehkan kalimat, "Jujur, adil dan cerdas."
Aktor gaek ini lalu membawa tabung gas tiga kilogram dan membunyikan kentongan untuk memprotes Istana. Ia juga membuat heboh Rakornas Partai Demokrat. Setelah mengikuti langkah Nazaruddin mengirim surat untuk Presiden, terakhir ia muncul menjenguk Nazaruddin di Rumah Tahanan Mako Brimob. (ren)