Tak Puas Hasil Pilkada, Lany Jaya Papua Rusuh

Kerusuhan di Lany Jaya Papua
Sumber :
  • Banjir Ambarita, Papua

VIVAnews - Pemilukada Papua kembali rusuh. Setelah terjadi di Kabupaten Puncak, kali ini kerusuhan berlangsung di Kabupaten Lany Jaya. Kerusuhan yang terjadi pada 10 September 2011 itu akibat kemarahan sejumlah warga yang tidak puas atas keputusan perhitungan suara dari KPU dan Mahkamah Konstitusi.

Sekelompok massa lalu merusak dan membakar kantor pemerintah dan sekolah. Namun tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan di Lany Jaya ini.

Juru Bicara Polda Papua, Kombes Wachyono, mengatakan kerusuhan terjadi saat massa tertentu berencana unjuk rasa terkait kontroversi hasil Pemilukada Kabupaten Lany Jaya, yang beberapa waktu lalu telah diputuskan Mahkamah Konstitusi.

Respons Keluarga Via Vallen Soal Penggerudukan dan Dugaan Penggelapan Motor

"Saat massa berkumpul di Tiom, Ibukota Lany Jaya sambil menenteng senjata panah, tiba-tiba mereka mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas, karena bangunan sebagian besar terbuat dari kayu" ujar Wachyono di Papua, Minggu 11 September 2011.

Massa yang jumlahnya ratusan orang itu membakar 2 unit bangunan/perumahan PNS Dinas Pertanian & Kehutanan Pemda Lanny Jaya serta  1 bangunan SMP Negeri 4 Tiom. "Api cepat melahap bangunan karena terbuat dari kayu," jelas Wachyono.

Anggota Polisi yang bertugas di Polsek setempat dibantu anggota TNI kemudian menghentikan aksi massa. Massa beru berhenti setelah aparat mengeluarkan sejumlah tembakan peringatan. Situasi di Tiom juga sudah bisa dikendalikan.

Penduduk Mengungsi

Ini Hal Paling Diwaspadai Arema FC dari PSM Makassar

Menurut warga bernama Julius Wanimbo, saat ini konsentrasi massa masih terlihat di sejumlah tempat di Tiom. Mereka membawa senjata panah. Para warga memilih mengungsi dari Lany Jaya, karena takut kerusuhan susulan kembali terjadi.  "Kami akan terus menggelar aksi hingga suara kami yang hilang dikembalikan," ujar Julius.

Kisruh ini berawal dari Pemilukada Kabupaten Lany Jaya yang diselenggarakan 24 Juni 2011. Namun, hasil pemilukada itu bermasalah, terutama antara pasangan nomor urut 2 Befa Jigibalon-Bertus Kogoya dengan Briur Wenda-Solayen Tabuni pasangan urut nomor 3. Saat diadakan perhitungan rekapitulasi suara tingkat distrik, peroleh suara pasangan nomor urut 2 hanya 2.495. Sedangkan pasangan nomor urut 3 sebanyak 12.000.

KPU Lany Jaya mengubah perolah suara tersebut pada 9 Juli 2011. Pasangan nomor urut 2 memperoleh 6.000 suara dan pasangan nomor urut 3 memperoleh 5.000 suara. Masyarakat menuntut KPU bertanggung jawab atas perubahan jumlah suara itu, dan mengembalikannya seperti perhitungan ditingkat distrik.

Tuntutan massa kemudian dikabulkan KPU, tanggal 13 Juli, disaksikan Bupati Caretaker, Kapolres Jayawijaya, Camat Balingga, KPU mengembalikan suara ke pasangan nomor urut 3.

Tapi, hanya berselang beberapa hari kemudian, KPU Lany Jaya menggelar rapat pleno di Hotel Swisbel Jayapura dan memenangkan kandidat nomor urut 2. Pasangan nomor urut 3 kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi, dan tanggal 23 Agustus MK mengeluarkan putusan yang menolak gugatan nomor urut 3. Inilah yang kemudian menyulut kemarahan massa. (ren)

Laporan: Banjir Ambarita| Papua.

Chery Perluas Jaringan Diler di Kota Satelit Jakarta
Cek hipertensi atau darah tinggi.

5 Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Darah Tinggi, dari Buah Beri sampai Yogurt

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis yang umum di mana tekanan darah dalam arteri meningkat. Untuk mengurangi masalah ini, salah satunya makanan.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024