- AP Photo
VIVAnews - Kepolisian RI menilai kerusuhan Ambon yang terjadi Minggu lalu, 11 September 2011, kembali mengingatkan masyarakat akan tragedi berdarah 1999 di wilayah itu. Karena itu aparat segera mengambil langkah-langkah antisipasi sedini mungkin.
"Ini semua untuk menenangkan masyarakat di sana, karena masyarakat di sana itu trauma dengan kejadian yang lalu. Kami tidak mau ambil risiko. Maka itu, kami kirim pasukan dari Jatim dan Makassar," kata Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Markas Besar Polri, Senin 12 September 2011.
Anton menambahkan, Polri memastikan akan memproses pihak-pihak yang terlibat dalam perusakan, pembakaran, dan penganiayaan dalam kerusuhan di Ambon Minggu lalu. "Penegakan hukum tetap dilakukan," kata dia.
Menurutnya, langkah penegakan hukum dan penetapan tersangka terhadap para pelaku akan dilakukan setelah situasi keamanan benar-benar aman. "Tapi, sementara ini masih dalam suasana meredam suasana. Penyelidikan tetap berjalan terus," kata Anton.
Sebelumnya, bentrokan antarwarga yang terjadi di Ambon dipicu tewasnya seorang tukang ojek Darfin Saiman di kawasan Gunung Nona. Peristiwa ini murnikecelakaan, namun dia diisukan tewas karena dianiaya. Akibat bentrok dan kerusuhan tersebut, tiga warga tewas tertembak dan sejumlah rumah, mobil, dan sepeda motor hangus dibakar massa. (kd)