BEM UI Himpun Seribu Surat Cinta untuk Rektor

Mahasiswa UI
Sumber :
  • ANTARA/Jafkhairi

VIVAnews – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Maman Abdurrokhman, menegaskan bahwa mahasiswa UI tidak melakukan mogok kuliah sebagai protes atas tata kelola universitas yang mereka nilai buruk.

“Kami hendak mengklarifikasi bahwa rencana mogok kuliah itu sama sekali tidak benar. Itu bukan sikap resmi dari BEM UI. Itu sikap pribadi masing-masing mahasiswa, dan terbukti hari ini tidak ada mogok kuliah,” kata Maman kepada VIVAnews, Selasa 13 September 2011.

Menurutnya, ketimbang mogok kuliah, mereka memilih melakukan hal-hal yang lebih konstruktif dan simpatik, seperti membagikan 9.000 pin UI, dan menulis 1.000 surat cinta untuk Rektor UI. “Kami menyebar seribu surat cinta kepada civitas akademika UI. Mereka nantinya akan menulis saran dan masukan untuk rektor dalam surat itu,” jelas Maman.

BEM UI, lanjut Maman, kemudian akan menghimpun kembali seribu surat cinta itu, dan menyerahkannya kepada Rektor UI Prof. Gumilar Rosliwa Sumantri. “Akan kami serahkan dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Maman menambahkan, memang ada satu-dua dosen UI yang hari ini melakukan mogok mengajar. “Tapi itu juga sikap personal,” tegas dia. Sebelumnya, dua dosen UI, Thamrin Amal Tomagola dan Effendi Ghazali, mengaku melakukan aksi mogok mengajar.

“Mulai hari ini saya mogok mengajar. Saya bersama Effendi Ghazali menjadi perintis. Mudah-mudahan dosen yang peduli dengan UI akan mengikutinya,” kata Thamrin. Ada beberapa alasan yang membuat Thamrin membulatkan tekadnya untuk mogok mengajar.

Ia menilai kebijakan Rektor Gumilar sangat buruk dalam mengelola UI. Pertama, UI sangat pelit dalam mencairkan anggaran penelitian. Kedua, banyak dosen muda UI yang nasibnya terkatung-katung tak jelas karena digaji di bawah standar. “Semua itu mengganggu,” ujar Thamrin. (umi)

Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga
Badak Taman Nasional Ujung Kulon

Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta

Di lahan konservasi tersebut, badak Jawa yang dilindungi itu jadi target perburuan liar dan cula nya dijual ke Jakarta secara ilegal dengan nilai ratusan juta rupiah.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024