- AP Photo
VIVAnews - Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Maluku mendesak Mabes Polri segera menurunkan tim forensik untuk mengautopsi mayat tukang ojek yang diduga sebagai pemicu terjadinya penyerangan antar kelompok di kota Ambon pada Minggu 11 September 2011 lalu.
"Untuk meredam dan mengungkap kebenaran agar tidak ada lagi praduga tak bersalah terkait kematian almarhum, forensik Polri harus mengautopsi ulang mayat korban," kata pimpinan GP Ansor Maluku, GP Ansor Maluku Bisri Assidiq Latuconsina dalam perbincangan dengan VIVAnews.com di Ambon, Selasa 13 September 2011.
Menurut Bisri, hingga hari ke dua pascabentrok, kondisi Ambon berangsur membaik. Tidak ada lagi terdengar bunyi tembakan. Namun, kata Bisri, yang menjadi catatan penting untuk Polri bahwa hingga saat ini penyebab kematian tukang ojek itu masih menjadi isu provokatif di kalangan masyarakat.
Bila autopsi sudah dilakukan, hasilnya segera dipublikasikan kepada masyarakat luas. Hal ini untuk meredam provokasi yang tidak bertuan.
"Meski Mabes Polri telah mengatakan bahwa almarhum meninggal karena murni kecelakaan tapi hingga kini masih ada isu yang mengatakan bahwa ia dibunuh. Nah untuk meluruskan isu ini, Polri harus mengotopsi ulang mayat korban," tutur Latuconsina.
GP Ansor Maluku juga mengimbau kepada seluruh warga Maluku agar tidak terprovokasi dengan isu-isu provokatif yang hingga kini masih beredar melalui pesan singkat.
Selain itu, menurut GP Ansor seluruh aparat pemerintahan di Maluku terutama kota Ambon harus mampu memberiĀ jaminan keamanan kepada seluruh warga kota. Jaminan itu bukan hanya dengan seruan damai tapi juga tindakan nyata.
"Misalnya bangun komunikasi yang terbuka melalui obrolan-obrolan warung kopi, dan langkah-langkah nyata lainnya," tandas Latuconsina.
Seperti diketahui, polisi sudah menegaskan bahwa korban tewas akibat kecelakaan murni. Provokasi itu semakin panas adanya pesan singkat yang menyebar ke sejumlah orang. Korban tewas akibat bentrok itu mencapai tujuh orang. (Laporan: Abdul Karim | Ambon, umi)