- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Gedung baru di UI yang memiliki berbagai fasilitas mewah dituding sebagian orang adalah bukti nyata terjadinya komersialisasi kampus. Rektor UI Prof. Gumilar Rusliwa Somantri membantah tuduhan itu. Menurut dia, UI masih memperhatikan mahasiswa miskin.
"Komersialisasi itu tidak ada. Komersialisme itu ada kalau kita melakukan liberalisasi dalam arti tidak memperhatikan anak-anak yang membutuhkan bantuan," kata Gumilar saat ditemui VIVAnews, Sabtu 17 September 2011.
Menurut pantauan VIVAnews, di UI saat ini telah berdiri dua gedung baru. Gedung yang menjadi kontroversi ini rencananya akan diisi ruang administrasi, perpustakaan, pengelola gedung, ruang komputer, BNI, kafetaria, dan toko buku.
Selain itu, di dalamnya juga akan dibangun sarana seperti gedung sinema, fitness center, studio musik, dan studio radio dan televisi.
Apakah dengan adanya semua fasilitas ini berarti mahasiswa harus membayar lebih mahal?
Gumilar mengatakan kampus akan bersikap adil mengenai hal ini. "Kami menerapkan SPP yang berkeadilan, yakni membayar sesuai kemampuan, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp7 juta. Di situ juga ada subsidi silang. Kami juga mengundang industri besar dan kecil untuk masuk ke kampus," katanya.
Gumilar menambahkan semua fasilitas baru tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Semua pemasukan universitas dari situ digunakan untuk membiayai perawatan fasilitas dan tidak memakai dana kuliah mahasiswa.
UI juga menurutnya tidak mengesampingkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi namun tidak mampu. Gumilar menjelaskan UI telah memberikan beasiswa total sebesar Rp20 miliar, baik berupa uang pangkal maupun SPP. Selain itu, UI juga mendapatkan dana Rp16 miliar dari berbagai industri untuk uang saku para penerima beasiswa.
"Yang berhak mendapat beasiswa hanya mahasiswa S1 reguler. Saat ini penerima beasiswa berjumlah 40 persen," ujarnya. (kd)