Mengapa Jawa Risiko Tinggi Kekeringan

alat pengukur lama penyinaran matahari (Campbell Stokes) BMKG
Sumber :
  • Antara/ Rezza Estilly

VIVAnews - Sejumlah daerah di Pulau Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara mengalami defisit air. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, krisis air bersih ini karena memang ketersediaan air menurun karena kemarau.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Dr Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, sesungguhnya Jawa, Bali dan Nusa Tenggara defisit air sejak 1995.  Defisit terjadi saat musim kemarau namun pada musim hujan air berlimpah.

"Saat musim kemarau seperti sekarang ini, kebutuhan air untuk ketiga wilayah tersebut mencapai 42,7 miliar meter kubik. Sedangkan ketersediaan air sekitar 29,5 miliar meter kubik. Artinya defisit air mencapai 13,2 miliar meter kubik," kata Sutopo. "Jadi kekeringan suatu keniscayaan karena air yang tersedia lebih sedikit daripada kebutuhannya."

Defisit air ini di Pulau Jawa ini ditunjang populasi yang besar. Jawa saat ini memiliki penduduk sekitar 128 juta jiwa atau 59% dari  penduduk nasional. Bertambahnya penduduk, memunculkan konsekuensi perubahan penggunaan lahan guna menopang kehidupannya. Perubahan penggunaan lahan telah berlangsung dari abad 19 hingga sekarang.

Pada pertengahan abad 20, kurang lebih 10 juta ha hutan telah dikonversi menjadi lahan pertanian. Pada waktu yang sama penduduk meningkat 10 kali lipat selama kurun waktu 130 tahun (1815-1945). Luas hutan yang tersisa kurang lebih 23 persen, yaitu 7 persen hutan lindung dan 16 persen hutan produksi. "Saat ini daya dukung lingkungan berdasarkan metode jejak ekologi (ecological footprint) menunjukkan sudah terlampaui," kata Sutopo.

Sementara itu, Sutopo melansir Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memproyeksi  rata-rata hujan 2010-2020 akan lebih berkurang dibandingkan 1978-2007 dan rata-rata curah hujan periode tahun 2016-2020 diproyeksikan lebih kering dibanding periode tahun 2010-2015.

Pengelolaan sumberdaya air di masa mendatang akan makin menghadapi tantangan lebih berat. Konflik antar berbagai kebutuhan air makin sering terjadi, di samping akibat dampak pencemaran karena terlampauinya daya dukung sumberdaya air yang ada. Kebijakan penyediaan air di masa mendatang sangat ditentukan oleh besaran jumlah penduduk dan kesejahteraan rakyat Indonesia pada saat itu.

Peluk Pratama Arhan Usai Indonesia Kalahkan Korsel, Azizah Salsha: Super Proud!
Ivan Gunawan telah ikut proses pencoblosan Pemilu 2024 di Paris, Prancis

Terharu! Ivan Gunawan Resmikan Sebuah Masjid di Uganda, Ucapkan Rasa Syukur kepada Tuhan

Ivan Gunawan meresmikan sebuah masjid yang dia bangun di Uganda. Dalam unggahannya, ia terlihat berbaur bersama warga dan memotong tiga ekor sapi serta bagikan Al- Quran.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024