- Wima Saraswati/VIVAnews
VIVAnews – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengaku prihatin atas bentrok yang terjadi di Kabupaten Klungkung. Pada bentrok dua desa lantaran tapal batas itu, satu orang meninggal dunia. Minggu 18 September 2011 pagi, Pastika menyempatkan diri menjenguk para korban di RSUD Klungkung.
Akibat bentrok itu, sedikitnya terdapat 30 orang korban luka-luka yang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Klungkung. Pada kesempatan itu, mantan Kapolda Bali itu mengatakan penegakan hukum yang tegas dan keras diperlukan untuk mengantisipasi bentrok meluas dan terjadinya bentrok susulan.
"Yang saya maksud dengan tindakan keras bukan berarti menghalalkan kekerasan lho. Itu diperlukan agar bentrok tidak meluas dan mengantisipasi bentrok susulan. Kalau aparat tidak tegas dan keras, bisa saja korban tewas itu tidak hanya satu. Bisa puluhan itu yang mati," kata Pastika Minggu 18 September 2011.
Sementara itu, bentrok dua desa yakni Desa Kemuning dan Budaga lantaran tapal batas harus merenggut korban jiwa. Saat ini, korban tewas asal Desa Budaga bernama Ariaka sedang diotopsi di RSUP Sanglah Denpasar.
Bentrok terjadi Sabtu 17 September 2011 sore. Saat itu, lantaran ketidasepahaman batas antar kedua desa, bentrok pecah. "Satu orang tewas dalam bentrok itu," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Polisi Hariadi.
Dalam bentrok sore kemarin, kedua kubu membawa senjata tajam dari berbagai jenis. Untuk meredakan bentrok, polisi harus mengeluarkan tembakan berkali-kali. Saat ini, sejumlah senjata tajam dan bebatuan yang dipakai saat terjadinya bentrokan sudah diamankan pihak kepolisian.
Untuk mengetahui tewasnya korban Ariaka, polisi masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan RSUP Sanglah Denpasar.
Kondisi saat ini di Klungkung ketegangan sudah mulai reda. Kendati begitu, pihak kepolisian dibantu aparat TNI masih melakukan penjagaan ketat di sejumlah titik yang dianggap rawan. (art)
Laporan: Bobby Andalan l Bali