- VIVAnews/Reza Putra
VIVAnews - Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokes) Mabes Polri, Brigjen Pol dr Mosaddeq Ishaq menyatakan Polri sedang melakukan proses pengambilan sampel keluarga pelaku bom di Solo.
Sebelumnya tim identifikasi Polri seperti Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) dan Disaster Victim Identification (DVI) telah datang ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Masih dalam proses identifikasi, seperti biasa kita lakukan prosedur internasional DVI. Kami kumpulkan data-data dari pihak keluarga," kata Irjen Pol Musadeq saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin 26 September 2011.
Musadeq sendiri enggan menjawab saat sejumlah wartawan menanyakan tentang keluarga yang dia maksudkan itu. Dia mengatakan hal tersebut adalah wewenang Humas Mabes Polri untuk menyampaikan.
"Pokoknya dalam proses nanti kalau sudah selesai segera kami buat pers rilis. Akan kami selesaikan secepatnya," janjinya.
Beredar dugaan bahwa bomber yang meledakkan diri di depan pintu Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, adalah Ahmad Yosepa Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo alias Hayat. Dugaan menguat karena kemiripan fisik pelaku bom dengan fotonya.
Hayat termasuk pelaku yang siap untuk bom bunuh diri. Hayat kabur saat polisi membekuk dua rekannya di hutan Setana, Blok Silepen, Desa Sidawangi,
Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon pada Sabtu 18 Juni 2011. Hayat dan empat orang lainnya diduga sedang latihan militer di lokasi itu. Sumber VIVAnews mengatakan, keluarga Hayat telah dijemput Polri. (umi)