- Antara/ Yudhi Mahatma
VIVAnews - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutanto, menegaskan bahwa intelijen di berbagai daerah tetap bekerja dan bersiaga penuh mengantisipasi aksi kelompok teroris. Selama ini, begitu kata Sutanto, intelijen sudah bekerja dengan baik.
"Sejauh ini sudah bagus semua. Banyak kasus yang bisa dicegah," kata Sutanto di DPR RI, Jakarta, Senin 26 September 2011. Pernyataan Sutanto itu disampaikan untuk menanggapi tuduhan sejumlah kalangan bahwa intelijen negara lemah mengantisipasi ulah kelompok teroris selama ini.
Ulah mereka yang terakhir adalah aksi bom bunuh diri di Solo, Jawa Tengah. Minggu 25 September. Bom itu meledak usai kebaktian di Gereja Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo. Satu orang tewas dan beberapa orang luka parah.
Sebelum bom di Gereja Solo itu, sebuah bom bunuh diri meledak di Masjid di Mapolres Cirebon, April 2011. Muhammad Syarief pelaku bom bunuh diri itu tewas di tempat. Dalam dua peristiwa bom di tempat ibadat itu, memang cuma pelaku bom bunuh diri yang tewas.
Dari Cirebon itu polisi menelusuri jaringan ini. Polisi sukses menggulung sejumlah anggota mereka dari sejumlah tempat. Termasuk dari sejumlah lokasi di Jakarta. Jaringan pelaku bom Cirebon itu memang merasuk ke sejumlah kota dan agresif merekrut anak muda yang labil. Setiap anggota baru akan melewati serangkaian latihan. Dari masa indoktrinasi hingga pembinaan mental. (Soal tahap pelatihan itu baca di sini)
Selain diajari langsung oleh mentor bom, sejumlah orang dijaringan ini juga belajar membuat bom dari internet. Hubungan sesama sel juga terputus. Itulah yang menyulitkan penelusuran aparat keamanan atas jaringan mereka ( Baca: Meramu Bom Gaya Open Source). Mereka juga dengan cepat mempelajari gerakan aparat keamanan di lapangan.
Mempelajari perilaku aparat di lapangan itu, kata Sutanto, karena mereka semakin terdesak. Karena terdesak mereka makin waspada."Mereka belajar dari pengalaman yang lalu. Mereka tentu juga punya counter untuk bisa menghindar dari kejaran aparat dan sebagainya," kata Sutanto.