Sutanto: Ada Kendala untuk Menghadang Teror

Sutanto
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVAnews -- Pada Minggu 25 September 2011, sekitar pukul 10.50 WIB, sebuah bom bunuh diri meledak di Gereja GBIS, Kepunton, Solo. Insiden ini hanya lima bulan setelah ledakan di Masjid Mapolresta Cirebon.

Peran intelijen dan Polri dipertanyakan. Bahkan, Presiden SBY memerintahkan dilakukan investigasi internal, untuk mengetahui apakah aparat keamanan dan intelijen telah bekerja dan telah menjalankan tugasnya sebagaimana yang diharapkan.

Terkait itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutanto mengatakan, kerja intelijen sudah bagus. Banyak aksi teror yang bisa dicegah. Koordinasi antara aparat intelijen dan kepolisian serta BNPT dalam upaya penanganan terorisme sebenarnya sudah berjalan baik.

Namun, ada kendala yang dihadapi. Sutanto menjelaskan, meski informasi sudah diberikan intelijen atas rencana aksi teror sudah diberikan kepada aparat pelaksana, proses hukum tak bisa dilakukan.

"Walaupun mereka (aparat) sudah tahu, tapi ini kan informasi intelijen. Kalau info saja tanpa didukung alat bukti lain, tidak bisa diproses secara hukum," ujar Sutanto usai rapat dengan Komisi I DPR RI, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin 26 September 2011.

Oleh karena itu, menurut Sutanto, kendala tersebut perlu diatasi dengan membuat aturan yang dapat menjadikan aparat bisa lebih mudah bertindak dalam penanganan di lapangan, yang dilindungi oleh kekuatan hukum. "Sehingga bisa efektif penegak hukum di lapangan dalam menangani masalah teror," kata Sutanto.

"Informasi bukan alat bukti. Itu lah kendalanya. Padahal informasi bisa dari BIN, dari TNI, termasuk dari kepolisian sendiri. Kalau itu bisa jadi alat bukti, tentu akan sangat efektif sekali dalam rangka penanganan masalah teror," kata Sutanto.

Di sisi lain, Sutanto menyadari penanganan terorisme juga membutuhkan dukungan semua pihak lapisan masyarakat.

"Supaya tidak ada potensi, maka perlu ada upaya yang simultan selain penanganan secara hukum juga upaya-upaya penyadaran melalui kegiatan-kegiatan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat," kata Sutanto. (eh)

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023
Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024

Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Surya Paloh: Permasalahan Pemilu Sudah Selesai

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh bersyukur Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 kini telah selesai. Meskipun, dalam prosesnya penuh dengan dinamika baik suka maupun duka.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024