- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Hanya dalam waktu 18 jam, Polri mengungkap identitas pelalu bom bunuh diri di Gereja Bethel, Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Polisi sudah memiliki data pembanding untuk mengefektifkan proses identifikasi.
"Kami lakukan secara maraton satu malam. Ini kami anggap extraordinary (luar biasa). Sehingga laboratorium itu kami sterilkan," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Brigadir Jenderal (Pol) Mussadeq Ishak di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa 27 September 2011.
Menurut Mussadeq, kegiatan di laboratorium RS Polri untuk sementara semua terhenti. Hanya satu yang dilakukan, identifikasi jasad pelaku bom Solo. "Sehingga, dalam waktu 18 jam kami bisa ungkap," kata dia.
Proses pencocokkan data dilakukan dengan beberapa metode. Seperti perbandingan struktur gigi, ada bekas operasi hernia, dan penebalan kulit di pergelangan kaki bagian luar.
Data primer berupa sidik jari yang cocok dengan data sidik jari Ahmad Yosepa yang tersimpan di Kepolisian. Ada 15 data sidik jari yang cocok. Syarat minimal kecocokkan adalah 12 data. "Kita juga buktikan secara ilmiah tidak hanya pakai mata," kata Mussadeq.
Data-data pembanding yang sudah dimiliki Polri, baik yang diperoleh lewat keluarganya atau database, ternyata hasilnya cocok. "Kami bandingkan dan benar. Sebelumnya, kami sudah punya data itu. Sehingga yang paling efektif itu," ujar dia.
Polisi memastikan jasad pelaku bom bunuh diri di Solo adalah Pino Damayanto alias Ahmad Abu Daud alias Ahmad Yosepa Hayat alias Raharjo alias Hayat. Hayat juga menjadi buron polisi dalam kasus yang sama dengan pelaku bom Cirebon, M Syarif, perusakan mini market. (umi)
Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kini membuka Kantor Perwakilan LPS I Medan, di Gedung Sinarmas Plaza, Kota Medan.
