"Jangan Coba-coba Bayari Jenderal Koenarto"

Mantan Kapolri Kunarto
Sumber :
  • Wikipedia

VIVAnews - Keluarga Bhayangkara berduka atas kepergian mantan Kepala Kepolisian RI Jenderal Koenarto. Sosoknya meninggalkan kesan mendalam bagi sejumlah anak buahnya, termasuk Komisaris Jenderal Susno Duadji.

Di mata Susno, Kunarto adalah sosok Bhayangkara sejati, sederhana, konsekuen dan bersih. "Beliau merupakan sosok yang sangat tegas sulit untuk dipengaruhi untuk tujuan KKN, khususnya korupsi," kata Susno.

Menurutnya, sosok Kunarto mampu memimpin institusi kepolisian dengan idealisme yang begitu hebat. Menjadikan Polri sebagai institusi penegak hukum yang bersih berwibawah, dan santun.

Sang jenderal selalu memberi contoh baik bagi anak buahnya. "Kalau ke daerah, beliau tidak mau dibayari hotel, makan, oleh-oleh. Semua beliau bayar sendiri, jangan coba-coba polisi di daerah membayari beliau, pasti marah dan uang akan dikembalikan. Teladan yang sangat baik," ujarnya.

Mantan Kapolri pada periode 1991-1993 itu meninggal dunia pagi tadi sekitar pukul 04.00 di Rumah Sakit Internasional Surabaya. Setelah disemayamkan di Gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), jenazah dikebumikan di Kalibata siang tadi.

Sebelum memangku jabatan Kapolri, Kunarto adalah ajudan Presiden Soeharto. Kariernya di kepolisian dimulai dari jabatan Wakapolda Metro Jaya periode 1986-1987, lalu Kapolda Sumatera Utara pada 1987-1989, dan Kapolda Nusa Tenggara.

Pria kelahiran Yogyakarta, 8 Juni 1940, itu menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Moch Sanoesi yang memasuki masa pensiun. Presiden Soeharto melantik dan mengambil sumpahnya di Istana Negara pada 27 Februari 1991.

Ini Deretan Menteri Jokowi yang Hadir di KPU Saksikan Penetapan Prabowo Presiden

Laporan: Dian Widyanarko

Menkominfo, Budi Arie Setiadi usai mendampingi Presiden Jokowi bertemu CEO Apple

Ketua Umum Projo Isyaratkan Mesti Ada Parpol di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ketua Umum Projo menegaskan bahwa persatuan nasional sangat penting. Namun dalam demokrasi juga memerlukan kekuatan politik penyeimbang bagi pemerintah yang berkuasa.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024