Ikan Kali Surabaya Tercemar Logam Berat

Kali Surabaya yang tingkat pencemarannya sudah demikian tinggi.
Sumber :
  • Surabaya Post / Iwan Heriyanto

VIVAnews - Seorang peneliti Universitas Negeri Malang menemukan ikan-ikan yang hidup di Kali Surabaya sudah tercemar logam berat. Pencemaran bukan hanya pada air, namun juga sedimen yang hidup di sungai.

Yudhi Utomo mengungkapkan, dalam disertasi untuk mengambil gelar doktor di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, meski telah tercemar, air dari perairan ini dikonsumsi sekitar 2,4 juta jiwa masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitiannya, analisis kualitas air sungai Surabaya menunjukkan konsentrasi DO (Dissolved Oxygen), BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demad) melebihi nilai ambang batas sungai kelas I, sedangkan kualitas air secara spasial dari hulu ke hilir menurun. Bahkan konsentrasi logam berat terjadi kenaikan dari tahun ke tahun.

Di hadapan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS., pada Sabtu 1 Oktober 2011, Yudhi mengatakan tercemarnya sungai Surabaya disebabkan buangan limbah domestik dan industri dari 11 anak sungai yang mengalir ke Sungai Surabaya.

Kunci Pelita Jaya Bekap Prawira Bandung dan Lolos Putaran Final BCL Asia

“Air di sungai sebagai bahan baku air minum. Sekitar 69 persen air dari kali surabaya sebagai air minum. Pada perairan yang tercemar perlu diwaspadai tidak hanya airnya tapi juga ikan-ikan yang tercemar,” katanya.

Air di Sungai surabya mengandung logam berat Kromium (cr). Untuk kromium (Cr) total dalam sedimen sungai ditemukan tertinggi 75,46 mg/kg massa kering pada musim kemarau dan 41,75 mg/kg musim penghujan. “Pada lokasi perairan konsentrasi Cr tinggi juga ditemukan konsentrasi Cr dalam sedimen tinggi,” katanya.

Tidak hanya ditemukan dalam sedimen, kata Yudhi, kandungan Cr juga ditemukan dalam ikan gabus, mujair dan bader yang sudah melebihi nilai ambang batas 0,4 mg/kg massa basah. Padahal jika dikonsumsi dalam waktu lama bisa merugikan kesehatan manusia.

”Ikan mampu mengakumulasi logam berat dengan konsentrasi tinggi. Masyarakat harus mewaspadai bahaya jangka panjang akibat mengkonsumsi ikan dari perairan yang tercemar logam berat,” katanya.

Dari hasil penelitiannya, dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang ini merekomendasikan agar pemerintah untuk mengontrol pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) industri secara optimal. Kontrol terutama pada limbah cair yang dibuang ke sungai, yang sesuai dengan nilai ambang batas yang ditetapkan. Selain itu, masyarakat juga menyadari bahwa membuang sampah yang dibuang langsung ke sungai akan menurunkan kualitas air.

Kata PSSI Usai Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong
Ilustrasi pencegahan stunting

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) stated that Indonesia successfully in reducing stunting rate to 21.5 percent by the end of 2023.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024