18 Negara Bahas Nasib Hutan Tropis di Riau

Hutan
Sumber :
  • mangabay.com

VIVAnews -- United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menfasilitasi pertemuan 18 negara yang dihadiri masing-masing delegasi untuk membahas konservasi, keanekaragaman dan kebudayaan dunia. Pertemuan yang diberi nama South-South Corporation (SSC) tersebut digelar di kabupaten Kampar, Riau, Selasa 4 Oktober 2011, membahas pemanfaatan hutan tropis.

Acara tersebut dibuka langsung Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan. Selain Gubernur Riau, tampak juga hadir delegasi dari negara utama yakni Brazil, Kongo dan Indonesia sendiri. Ada juga dari Malaysia, Jepang, China dan sejumlah negara lainnya.

Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, karena di Indonesia, Riau, terdapat Cagar Biosfer Giam Siak Kecil yang terletak di Kabupaten Siak dan Bengkalis.

Menhut mengharapkan dari pertemuan yang digelar hingga 8 Oktober 2011 tersebut bisa didapatkan rumusan pemanfaatan hutan tropis untuk kepentingan umat manusia, tanpa harus merusak kelestariannya.

"Dengan cagar biosfernya, Riau bisa diuntungkan jika pemanfaatan kawasan tersebut diarahkan untuk keperluan penelitian ekologi, seperti pusat penelitian gambut dan lainnya," ujar Zulkifli Hasan.

Selain itu, Menteri Kehutanan juga menyambut baik hasil studi terpadu Penilaian Nilai Konservasi Tinggi di Semenanjung Kampar yang dilakukan secara kolaboratif oleh Tropenbos International Indonesia Programme (TBI Indonesia), Badan Litbang Kehutanan dan PT RAPP.

Rekomendasi utama dari studi multidisiplin tersebut adalah pentingnya perlindungan areal-areal kubah gambut yang terletak di bagian tengah Semenanjung Kampar dan mengusulkan perubahan perizinan yang terdapat di areal itu menjadi perizinan yang bersifat konservatif-produktif (restorasi ekosistem dan penyerapan karbon).

Penelitian terpadu di Semenanjung Kampar tersebut merupakan penelitian yang komperhensif yang melibatkan tenaga ahli dari berbagai institusi dengan berbagai latar belakang kepakaran serta melibatkan juga asisten lapangan serta surveyor dari tenaga setempat dalam pengambilan data di lapangan.

Executive Director Lingkungan Canecio P Munoz didamping Public Relations Nurul Huda Sinarmas Forestry menyampaikan, eksistensi Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK.BB) Biosphere Reserves tersebut adalah yang pertama di dunia yang berhasil diinisiasi oleh sektor privat (swasta).

"Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserves merupakan platform untuk mencari keseimbangan sustainable need pembangunan konservasi dengan melibatkan stakeholder concept di landscape tersebut. Tentunya dengan managemen kolaborasi antara private sector, goverment, masyarakat dan Ilmuwan atau peneliti dari Perguruan Tinggi," ujarnya.

Sementara itu Direktur Utama Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), unit usaha dari Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) yang merupakan anggota HCV-NI (High Conservation Value - Network Indonesia atau Jaringan Nilai Konservasi Tinggi Indonesia) sejak Februari 2011 lalu mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai kajian yang berkaitan dengan identifikasi dan pengelolaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di area konsesi yang dikelolanya dengan melibatkan berbagai pakar nasional maupun internasional.

"Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mengelola kawasan yang diidentifikasi memiliki nilai konservasi tinggi bukan hanya membantu perlindungan kawasan tersebut, tetapi juga penting untuk meningkatkan kepedulian serta keikutsertaan berbagai pihak dalam upaya konservasi hutan dan lingkungan . Ini merupakan upaya yang sangat baik untuk mewujudkan manajemen kolaboratif untuk mengelola hutan dan lingkungan secara lestari dan berkelanjutan," jelas Kusnan.

Masih menurut Kusnan, RAPP mengelola secara aktif kawasan lindung yang berada di areal konsesinya. Sehingga kawasan tersebut dapat berfungsi dengan baik sesuai peruntukannya. "Misalnya sebagai daerah resapan air, koridor satwa liar, perlindungan keanekaragaman hayati dan lainnya. Kawasan lindung yang kita kelola telah menambah luasan kawasan lindung di Riau yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti Taman Nasional maupun Suaka Margasatwa," paparnya. (Laporan: Ali Azumar | Riau, eh)

NasDem Belum Jelas Oposisi atau Gabung Pemerintah, Cak Imin: Mau Nanya Itu Sungkan
Chandrika Chika

Chandrika Chika Terjerat Narkoba, Alasannya Mengejutkan: Bukan Doping, Tapi Pergaulan

Wakasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Rezka Anugras ungkap selebgram Chandrika Chika terlibat dugaan kasus narkoba jenis ganja bukan karena untuk doping

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024