- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Kantor Hukum Assegaf Hamzah & Partners (AHP) membantah menjadi kuasa hukum Garuda Indonesia. Terutama terkait kasus korupsi yang dilaporkan Serikat Karyawan Garuda Indonesia ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kami tidak ada hubungannya dengan kasus itu. Kami mewakili Garuda dalam proses IPO dia saja, tidak pernah terkait dengan kasus yang lain," kata Fikri Assegaf dari Kantor AHP, saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu 5 Oktober 2011.
Menurut Fikri, firma hukumnya ini juga sama sekali tidak tahu kasus korupsi yang dilaporkan Serikat Karyawan Garuda ke KPK. "Kami tidak pernah tahu masalah itu dan sama sekali tidak ada urusan dengan yang dilaporkan ke KPK," ujarnya.
Selain itu, Fikri menyatakan firma hukumnya tidak pernah menangani kasus-kasus korupsi. Firma hukum AHP hanya menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan pasar modal. "Kami sangat menjaga integritas kami sebagai advokat dan keberadaan Pak Chandra Hamzah di KPK," ujarnya.
Fikri mengakui, Chandra Hamzah adalah salah satu pendiri dari firma hukum AHP. Namun, Chandra sudah mundur dari firma hukum tersebut sejak terpilih menjadi komisioner KPK pada 2007.
"Tapi dia masih tercatat sebagai pendiri dari kantor hukum ini pada 2001. Tapi meski Pak Chandra sudah keluar, kami masih menggunakan nama Hamzah karena kami anggap tidak perlu mengubah nama firma hukum itu," ujarnya.
Sebelumnya, Serikat Karyawan Garuda Indonesia mendesak Komite Etik KPK menginvestigasi pimpinannya. Hal itu terkait dengan lambannya proses laporan yang mereka sampaikan tentang dugaan korupsi di tubuh PT Garuda Indonesia. Padahal sudah dilaporkan sejak 2006.
Sekarga menduga lambannya pengusutan kasus ini karena ada conflict of interest di KPK. Terlebih ketika diketahui bahwa kantor hukum AHP menjadi konsultan Garuda Indonesia. (sj)
Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Surya Paloh: Permasalahan Pemilu Sudah Selesai
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh bersyukur Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 kini telah selesai. Meskipun, dalam prosesnya penuh dengan dinamika baik suka maupun duka.
