'Barbie' Janji Tak Rusak Hutan Indonesia

Barbie
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Boneka Barbie, yang jadi ikon kecantikan dan kesempurnaan tubuh perempuan tak mau larut dalam kontroversi.

LSM lingkungan, Greenpeace mengklaim, kampanyenya berhasil, setelah perusahaan mainan Mattel membuat komitmen untuk tak lagi menggunakan bahan kertas kemasan dari 'sumber yang kontroversial'. Mattel memutuskan untuk menggunakan bahan kemasan yang ramah lingkungan.

Perusahaan yang bermarkas di California itu mengatakan mereka akan menggunakan 70 persen kotak pembungkus Barbie dari bahan yang dapat didaur ulang pada akhir tahun ini.

Penggunaan bahan ramah lingkungan ini akan meningkat menjadi 85 persen pada akhir 2015. "Kami bertekad untuk terus mengupayakan penggunaan kertas dan kayu yang berkelanjutan, dan kami akan memulai dari kotak pembungkus," kata Wakil Presiden Mattel Lisa Marie Bongiovanni dalam satu pernyataan, seperti dimuat BBC.

Greenpeace menyambut langkah ini dan mengatakan mereka memerlukan waktu tiga bulan untuk membujuk Mattel tidak lagi membeli kertas dari perusahaan Asia Pulp and Paper (APP), yang menurut mereka, merusak hutan Indonesia.

"Mereka tidak lagi membungkus boneka dan mainan mereka dengan merusak hutan. Ini kemenangan besar," kata Rolf Skar, juru bicara Greenpeace. Dia menambahkan, langkah itu akan dapat membantu melindungi habitat Harimau Sumatera di Indonesia.

Sebelumnya, pada Selasa 7 Juni 2011, para aktivis lingkungan Greenpeace mendemo kantor pusat Mattel --produsen Barbie di El Segundo di pinggiran Los Angeles.

Mengenakan kostum Ken --kekasih Barbie-- para aktivis membentangkan spanduk merah muda dan pink. Tulisannya mewakili sikap Ken: "Aku tak akan mengencani gadis yang terlibat pengrusakan hutan."

Tak hanya itu, seorang demonstran menyaru sebagai Barbie mengendarai buldoser berwarna pink membawa pernyataan sikap untuk Mattel.

Dimintai tanggapan VIVAnews.com, Head of Corporate Communication and Public Relations Sinar Mas Forestry, Sapto Sakti mengungkapkan, belum ada pernyataan resmi dari pihaknya, untuk menanggapi isu ini.

Namun, seperti dimuat Adelaide Now, pihak APP mengatakan, mendukung kebijakan Mattel. Namun, APP mendesak agar tidak terbatas pada satu standar, dalam hal ini FSC (Forest Stewardship Council). Sebab, FSC mendiskiriminasikan produk dari Indonesia dan negara berkembang.

"APP mendukung kebijakan untuk melindungi lingkungan dan keberlangsungan hidup ribuan orang di Indonesia," ujarnya. (art)

Asal-usul Pelat Dinas TNI Palsu Fortuner Pengemudi Arogan yang Ngaku Adik Jenderal
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Erdogan: Selama Masih Hidup, Saya Akan Terus Bela Perjuangan Palestina

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa perjuangan Palestina memberi makna baru pada hidupnya.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024