VIVAnews - Penggerebekan yang dilakukan Densus 88 Antiteror di Perumahan Pondok Cipta Blok E 167, Bintara, Bekasi Barat, Jawa Barat, berlangsung sekitar 30 menit dan dimulai sejak pukul 05.00 WIB, Sabtu, 8 Oktober 2011.
Ada sekitar 30 anggota Densus 88 yang terlibat dalam penangkapan itu. Sebanyak 20 petugas berpakaian preman dilengkapi senjata, dan 10 petugas lagi mengenakan pakaian hitam lengkap dengan helm dan penutup muka serta membawa senjata laras panjang.
"Rame-ramenya jam setengah enam setelah saya selesai mandi. Warga yang tahu ada penangapan teroris enggak boleh keluar rumah. Dari dalam rumah saya lihat, rumah yang digrebek di pagar betis polisi," ujar Ernawati (44) tetangga terduga teroris jaringan Cirebon yang menjadi DPO Densus 88.
Mobil anggota Densus 88 semuanya diparkir di depan gang perumahan. Baru setelah situasi terkendali, sebuah mobil jenis Toyota Fortuner hitam parkir di depan rumah dan membawa dua lelaki yang ditutup mukanya, serta dua orang perempuan bercadar.
"Yang diamankan ada empat orang, dua orang penghuni rumah Yahya dan Tya. Dua orang lagi tidak kenal, tapi kayaknya tamu Pak Yahya," lanjut Erna yang tinggal tepat di depan rumah terduga teroris.
Pada saat proses penangkapan berlangsung warga sempat mendengar beberapa kali anggota Densus 88 berteriak meminta agar pemilik rumah membukakan pintu. "Kayaknya enggak ada perlawanan, cuma pas kejadian saya sempet denger suara polisi teriak-teriak dan berlari ke arah
rumah itu," kata Erna.
Rumah tipe27 warna hijau muda dengan pagar warna hitam, yang ditempati Yahya sudah dipasang garis polisi dan dijaga ketat aparat dari Polresta Bekasi Kota. Ratusan warga sekitar juga terlihat berkerumun disekitar lokasi untuk menyaksikan secara langsung rumah tersebut.
Laporan: Erik Hamzah| Bekasi
Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial
Fenomena FOMO, yang ditandai oleh perasaan tidak nyaman karena merasa tertinggal dalam hal-hal tertentu, menjadi perhatian dalam diskusi.
