Amnesty Desak Pemerintah Usut Rusuh Freeport

Aksi demonstrasi berdarah PT Freeport
Sumber :
  • REUTERS/ Muhammad Yamin

VIVAnews - Amnesty Internasional mendesak pihak berwenang Indonesia segera menyelidiki kasus penembakan dua pekerja PT Freeport pada saat melakukan aksi unjuk rasa, Senin 10 Oktober 2011. Aksi unjuk rasa berujung pada penembakan pekerja di tambang emas dan tembaga di provinsi timur Papua ini dan menewaskan dua pekerja.

Sekitar 8.000 pekerja di tambang telah melakukan aksi mogok sejak 15 September, setelah tuntutan kenaikan gaji mereka menemui jalan buntu.

"Insiden terbaru ini menunjukkan bahwa polisi Indonesia belum belajar bagaimana berurusan dengan pengunjuk rasa tanpa harus bertindak berlebihan, bahkan mematikan," kata Direktur Amnesty International Asia Pasifik, Sam Zarifi, Selasa 11 Oktober 2011.

Sam menyayangkan polisi yang seharusnya bertugas melindungi dan menegakkan hukum tidak dapat mengendalikan diri dan terpancing oleh aksi massa. "Pihak berwenang harus menggelar penyelidikan independen dan tidak memihak dalam tragedi ini, dan memastikan hasilnya diumumkan ke publik," tambahnya.

Salah seorang karyawan Freeport bernama Petrus Ayemseba, yang menggelar aksi untuk rasa bersama ribuan karyawan lainnya menuntut kenaikan gaji, ditembak di pantat dan meninggal beberapa jam kemudian. Enam pekerja lain--Leo Wandagau, Alius Komba, Melkias Rumbiak, Yunus Nguluduan, Philiton Kogoya dan Ahmad Mustofa--juga dilaporkan tertembak. 

PT Freeport sebelumnya mengatakan para karyawan itu mencoba untuk mengintimidasi pekerja pengganti perusahaan yang sedang berusaha untuk pindah ke barak-barak pekerja tambang.

Saat para pekerja memaksa menuju areal pertambangan, polisi menghadang dengan melepaskan tembakan. Insiden itu membuat para pekerja semakin beringas. Tiga truk kontainer dibakar. Mereka melempari polisi dengan batu.

"Sudah saatnya polisi Indonesia menggunakan metode pengendalian massa yang tidak mematikan, " tambahnya.

Sebenarnya, insiden ini tidak hanya menewaskan dan melukai para pekerja PT Freeport. Seorang polisi juga tewas, dan dua wartawan luka-luka karena dianiaya para pekerja.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono mengatakan, anggota Brimob yang tewas bernama  Briptu Jamil dari  Resmob Satuan Por 2 Den D Brimob Mabes Polri. "Ia tewas dikeroyok para pekerja Freeport yang demo, bahkan senjatanya juga dirampas dan hingga kini belum ditemukan," paparnya, Senin 10 Oktober 2011.

Kata Wachyono, pihaknya sampai saat ini, masih mencari pelaku pengeroyokan.

Semangat Kartini, Kesetaraan dan Pemberdayaan Perempuan Terus Didorong

Sementara itu, wartawan harian Cahaya Papua, Duma Tato Sanda dan wartawan Radar Timika Syahrul babak belur dianiaya para pekerja yang melakukan aksi demo. Kamera, telepon seluler, dan juga sepeda motor mereka dirampas. “Mereka tiba-tiba memukul saya, juga menarik paksa kamera, kemudian motor dirampas,” kata Duma. (Laporan: Banjir Ambarita, Jayapura | kd)

Tunggal putri Indonesia, Ester Nurumi

Apresiasi kepada Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia yang Pantang Menyerah

Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia menunjukkan semangat pantang menyerah saat tampil di pertandingan final menghadapi tuan rumah China, Minggu 5 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024