- Dokumen Keluarga
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri pernikahan keraton, antara putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Raden Ajeng Nur Astuti Wijareni, dengan Achmad Ubaidillah, Selasa 18 Oktober 2011.
Kedatangan SBY di tengah pro dan kontra jabatan Gubernur DIY. Namun, alih-alih memanfaatkan momentum itu untuk mengajukan tuntutan, warga pro penetapan berjanji tak akan mendemo kedatangan SBY. Padahal sebelumnya, mereka mendemo SBY dalam setiap kunjungannya ke Yogyakarta.
"Kami tidak akan mendemo kehadiran SBY, karena dia tamu Ngarso Dalem (Sultan) dalam rangka acara pesta rakyat Yogya," kata Widihasto Wasana Putra, Ketua Sekber Keistimewaan DIY, di Magangan, Komplek Kraton Yogyakarta, Sabtu, 15 Oketober 2011.
Menurut Hasto, dalam melakukan aksi demonstrasi memprotes dan menuntut pemerintah juga harus mempertimbangkan situasi dan dan kondisi, jadi tidak bisa asal melakukan demo begitu saja.
"Tergantung situasi dan kondisi, jadi kami tidak bisa asal aksi tiba-tiba di acara ini (hajatan) kita mendemo SBY," ujarnya.
Hasto menjelaskan, alasan elemen pro Penetapan tidak mendemo SBY karena warga Yogyakarta menghormati hajatan Sultan, sehingga tamu yang datang disambut dengan baik. "Siapapun tamu yang diundang Sultan harus dihormati, karena ini hajatan Ngarso Dalem," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam aspek institusi kebudayaan, acara pernikahan itu, menunjukan bahwa Kraton memberikan teladan. Dengan menampakan simbol-simbol kebudayaan. "Ini adalah penegasan keistimewaan DIY dari simbol kebudayaan," imbuhnya.
(Laporan: Erick Tanjung| DIY, umi)