TKI Korban Trafficking Meninggal di Malaysia

Iya Iskandar, memegang foto istrinya, Tini, yang meninggal di Malaysia.
Sumber :
  • VIVAnews/Eka Permadi

VIVANews - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Sukabumi dilaporkan tewas di Johar Baru, Malaysia, pada 11 Oktober 2011. Wanita ini diduga adalah satu lagi korban perdagangan manusia (trafficking) yang berakhir naas di Negeri Jiran.

Informasi kematian Tini bin Suherman, 28, warga Kampung Genteng, RT 04/06, Desa Lembur Sawah, Kecamatan Cantangan, Kabupaten Sukabumi diperoleh dari kepala desa, Haer Suhermansyah, pekan lalu. "Saya mendapatkan kabar duka ini dari Pak Annas Safaat. Katanya dia dari Konjen RI di Malaysia yang mengabarkan tentang kematian seorang TKI asal desa Lembur Sawah atas nama Tini bin Suherman,” ungkap Haer.

Suami Tini, Iya Iskandar mengatakan mendapatkan kabar terakhir dari almarhum sekitar Desember tahun lalu. Iya mengatakan kondisi istrinya baik-baik saja dan sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Johar Baru, Malaysia. Itu adalah komunikasi pertama dan terakhir Tini dengan keluarga. Semenjak itu, Tini tidak bisa lagi dihubungi.

Saat ini, jenazah Tini berada di Rumah Sakit Hutama Aminah, Johar Baru. Iya mengatakan, berdasarkan hasil visum kepolisian Malaysia dan pihak rumah sakit, Tini dikabarkan meninggal karena penyakit TBC.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor imigrasi Sukabumi, Tini kemungkinan adalah korban trafficking. “Ia diduga sebagai korban trafficking, karena izin yang kita keluarkan tidak sesuai dengan peruntukan yang diajukan,” ungkap Kasi Informasi dan Keimigrasian, I Ketut Arief, saat dihubungi Vivanews.com.

Menurut laporan imigrasi, wanita yang berhenti sekolah pada kelas 4 SD ini berangkat ke Malaysia pada pertengahan September 2010 melalui sponsor perorangan dengan nama Andi. Korban berangkat dengan paspor dan visa kunjungan dengan No. 600968 yang dikeluarkan kantor keimigrasian kelas II Sukabumi pada 20 September 2010.

Ketut mengatakan, kala itu korban mengajukan permohonan pembuatan paspor pada bulan Agustus 2010 dengan alasan untuk mengunjungi keluarga di Malaysia. Saat pengajuan tersebut korban membuat surat pernyataan dan melampirkan surat ijin dari suami. Pada 20 Agustus 2010, paspor dan visa Tini dikeluarkan.

Suami Tini, Iya, mengatakan menerima uang sebesar Rp700 ribu dari Andi. Uang tersebut, kata Iya, diberikan Andi untuk keluarga yang ditinggalkan karena Tini akan bekerja selama dua tahun di Malaysia. Sejak saat itu hubungan dengan Andi terputus.

Pihak desa telah berkoordinasi dengan pihak Disnakertrans Kabupaten Sukabumi dan berbagai instansi terkait. Pihak desa telah mengirimkan data berupa faks ke Konjen RI di Malaysia. “Namun ada sedikit kecurigaan katanya ada permintaan uang untuk pengembalian jenazah dari Johar Baru ke Indonesia,” ungkap kepala desa.

Terpopuler: Bagian Tubuh Ini Bisa Prediksi Ukuran Penis, hingga Faktor Risiko Kanker Serviks

Kepala Penerangan KBRI di Malaysia, Suryana Sastradipraja, mengatakan masalah biaya tergantung dari anggaran yang tersedia di konsuler yang sifatnya otonom. "Kalau ada bisa kita bantu, kalau tidak ada uangnya?" kata Suryana.

Laporan: Eka Permadhi | Sukabumi

Termasuk Zinedine Zidane, Ini 5 Pelatih Pengganti Erik Ten Hag di Manchester United
Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Momen Shin Tae-yong (STY) dilempar telur kembali viral dan ramai diungkit warganet jelang pertandingan Timnas Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024