- VIVAnews/Luqman Rimadi
VIVANews – Keluarga korban bom Bali menuntut agar otak serangan Bom Bali I, Umar Patek, dihukum seberat-beratnya. Hal tersebut diungkapkan oleh keluarga korban dalam pernyataan sikapnya di Monumen Ground Zero, Jalan Legian, Kuta, Bali, Jumat 21 Oktober 2011.
"Kami menuntut aparat penegak hukum agar menjatuhi hukuman berat dan setimpal sesuai kapasitas perbuatan pelaku," kata Ketua Umum Yayasan ISANA Dewata (kumpulan) janda-janda korban bom Bali I & II, I Wayan Sudiana.
Dalam kesempatan itu, Wayan mengatakan, meski sudah berlalu sembilan tahun, namun kenangan pahit peristiwa biadab itu masih terus terngiang. Terlebih, setiap mendengar nama Umar Patek.
Keluarga korban Bom Bali I yang diikuti 10 janda dan duda korban bom Bali juga menggelar aksi tabur bunga. Mereka menuntut agar sidang Umar Patek digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, sesuai tempat kejadian perkara (locus delecti).
"Kami juga menuntut kepada aparat penegak hukum agar menghentikan segera segala bentuk aksi-aksi kekerasan, radikalisme, dan terorisme di bumi Indonesia," kata Sudiana. Para korban dan keluarga korban mengecam keras pemakaian simbol-simbol agama untuk berbagai kegiatan.
Sudiana berharap, ke depan gerakan terorisme yang menimbulkan jatuhnya korban tak berdosa tidak terulang lagi. "Kami juga memohon dengan hormat kepada seluruh lapisan masyarakat dari berbagai golongan agar bekerja sama dan berpartisipasi menghentikan gerakan terorisme yang dapat menimbulkan korban sia-sia," ujar Sudiana.
Menurut Sudiana, aksi terorisme merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara serta merusak citra Indonesia di mata internasional. Kemarin, Umar Patek menjalani rekonstruksi. Ia tak sendiri. Rekonstruksi kemarin menghadirkan Ali Imron, Abdul Ghoni, Mubarok, Sawad dan Idris. (Laporan: Bobby Andalan | Bali, art)
Trading Kripto untuk Pemula Cuan Hanya di Sini
Trading crypto merupakan kegiatan jual beli aset kripto di sebuah platform. Aset kripto ini, bisa diperdagangkan antar pengguna di platform.
