- inmagine
VIVANews - Pemerintah Daerah Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Kabupaten Cianjur. Status tersebut menyusul banyaknya jumlah bayi di bawah lima tahun (balita) yang menderita campak.
"Faktor utama penyebaran penyakit campak itu lingkungan," kata Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Bambang Permana, Senin 24 Oktober 2011. Dia menilai sebagian besar masyarakat dinilai tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan diperparah minimnya asupan makanan bergizi.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sepanjang tahun 2011, tercatat 377 balita menderita campak. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. “Para penderita campak ini tersebar di tujuh wilayah di antaranya Cipanas dan Cikalongkulon," ungkap Bambang.
Kendala lain memberantas penyakit ini, imbuhnya, minimnya tingkat kesadaran orangtua memberikan imunisasi pada anak mereka. Program Posyandu dan Puskemas kurang berjalan dengan baik, terbukti dengan ditetapkannya status KLB campak di kabupaten Cianjur.
Bambang berharap, program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) kali ini akan terus dioptimalkan agar seluruh balita di Kabupaten Cianjur bisa mendapatkan pelayanan imunisasi di setiap Posyandu. Dan membebaskan Cianjur dari KLB campak.
Dinas Kesehatan kabupaten Cianjur mengeluarkan target jumlah balita yang harus mengikuti program PIN di Kabupaten Cianjur tahun sebanyak 210.626. Untuk mengejar target ini, Dinas Kesehatan menerjunkan hampir 17.000 kader Posyandu serta 3.000 tenaga medis dibantu unsur Kelurahan dan Kecamatan di 2.791 pos imunisasi di 32 Kecamatan. (Laporan: Eka Permadhi, Cianjur, eh)
Perbasi Apresiasi Sukses Pelita Jaya Tembus Babak Utama BCL Asia
PP Perbasi mengapresiasi tim Pelita Jaya Bakrie Jakarta yang berhasil lolos ke babak utama Basketball Champions League (BCL) Asia 2024.
